Trump dan Putin Bermain Logika

Selasa 12 Nov 2024 - 19:55 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

PERANG RUSIA-UKRAINA

OLEH: Sabpri Piliang

WARTAWAN SENIOR

Hari-hari tersulit bagi Volodymyr Zelensky. Adalah hari-hari jelang pelantikan Presiden AS terpilih, Donald Trump. 

Hari-hari di mana ada kecenderungan. AS akan mengurangi bantuan militernya ke Ukraina, setelah suksesi selesai. Tersirat dalam pandangan Donald Trump, percuma meneruskan peperangan yang telah berjalan memasuki tahun ke-3. Rusia akan nekad, dan  tak mungkin bisa dikalahkan.

Trump yang akan dilantik 20 Januari 2025 mendatang telah berkomunikasi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, agar menurunkan tensi peperangan. Putin setuju memenuhi permintaan Trump untuk mengakhiri peperangan Rusia-Ukraina, dengan syarat yang "sangat sulit". Sulit, menyangkut dua hal fundamental. NATO dan aneksasi.

Tak ada yang merasa lebih kuat. Tak ada yang merasa lebih lemah. Putin tidak merasa diancam, dan Trump tak merasa mengancam. 

BACA JUGA:Kawin Thinking

Baik Trump, maupun Putin, keduanya memiliki kharisma khusus di mata publik kedua negara. Juga secara inklusif, keduanya mempunyai 'aura' dan 'kegagahan' sebagai pemimpin yang tak bisa dikalahkan.

Dari pembicaraan via telepon, seperti ada kesadaran dari Presiden terpilih AS ini, untuk mengajak Vladimir Putin menjamin stabilisasi kawasan Eropa. 

Syarat-syarat yang diajukan untuk sebuah "harga" menghentikan perang, sangat sulit. Donald Trump bukanlah Joe Biden, dan Vladimir Putin bukanlah Boris Yeltsin. Untuk menyebut sosok yang mereka gantikan. Tanpa karakter spesial.

Presiden AS (saat ini), memiliki kekuatan sebagai negeri adidaya. Joe Biden, adalah Presiden dengan kekuatan berdasarkan 'posisional', dan mampu memberi ganjaran serta hukuman kepada negara-negara yang dianggap mengganggu kepentingan AS. Posisi Biden adalah Presiden AS.

BACA JUGA:Momen Bangkitkan Potensi Daerah

Karena Rusia dianggap. Mengganggu kepentingan AS untuk memperluas pengaruh geopolitik-nya di negara-negara mantan Uni Soviet (baca:Rusia). Maka AS membantu Ukraina.

Keinginan Ukraina menjadi anggota Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bagi AS adalah final. Sementara, mencegah Ukraina memasuki gerbang 'garis merah' (NATO) untuk Rusia, juga final. Semasa Pemerintahan Joe Biden, idiom itu terus berlaku.

Kategori :

Terkait

Minggu 24 Nov 2024 - 20:27 WIB

1.254 Pemilih Pemula Sudah Rekam KTP-el

Minggu 24 Nov 2024 - 20:11 WIB

Diamankan KPK, Diduga Pungutan Pilkada

Minggu 24 Nov 2024 - 20:07 WIB

Awasi Masa Tenang – Pungut Hitung

Minggu 24 Nov 2024 - 20:05 WIB

Wanita Global