Tesla tertinggal di belakang SAIC-GM-Wuling di posisi ketiga dan Changan di posisi keempat.
SAIC-GM-Wuling berhasil menjual 96.172 unit, berkat popularitas model mini electric vehicle (MEV) yang terjangkau di pasar domestik.
Sementara itu, Changan mencatatkan penjualan 85.272 unit, menunjukkan kekuatan pasar lokalnya.
Penurunan Tesla ini mengindikasikan persaingan ketat di pasar NEV China yang semakin kompetitif dan dipenuhi oleh banyak pemain baru.
BACA JUGA:Dampak Akibat Mesin Mobil Jarang Dipanaskan Sebelum Digunakan, Cek Detailnya Disini!
Munculnya Pemain Baru dan Brand Lokal
Selain BYD dan Tesla, merek-merek lokal seperti Chery, Li Auto, dan GAC Aion juga berada dalam daftar 10 besar dengan performa yang signifikan.
Chery, yang baru-baru ini memperluas ekspansi ke luar negeri, menjual 66.868 unit, sedangkan Li Auto dan GAC Aion masing-masing mencatatkan penjualan 51.443 dan 40.052 unit.
Xiaomi, perusahaan yang dikenal di industri teknologi, diperkirakan menjual sekitar 20.000 unit, menjadikannya sejajar dengan Xpeng dan Nio.
BACA JUGA:Mungil Bak March, Nissan Siap Luncurkan Mobil Listrik Murah
Brand Tertua dan Tangguh Masih Berjuang
Data ini juga mengungkap situasi sulit yang dihadapi beberapa produsen lama di China, seperti SAIC dan BAIC, yang saat ini menghadapi tekanan dari para pemain baru.
Produsen mobil tradisional harus berinovasi untuk mengikuti tren NEV yang semakin dominan, terutama dengan munculnya brand teknologi yang mulai merambah ke pasar otomotif.
Pencapaian Global dan Pasar Indonesia
BACA JUGA:Mematikan AC Saat Memanaskan Mesin Mobil Sangat Penting, Ini Alasannya!
Penetrasi NEV tidak hanya menguasai pasar China.