Masjid Raya Baiturrahman kian diperluas dari tahun ke tahun. Di bawah pemerintahan Gubernur Ali Hasjmy (1957-1964), bangunan kembali diperluas menjadi lima kubah ditambah satu Menara di halaman depan.
Pada masa pemerintahan Prof. Dr. Ibrahim Hasan (1986-1993), dalam rentang tahun (1991-1993), Masjid Raya Baiturrahman kembali diperluas yaitu bagian dalam masjid meliputi bagian lantai tempat salat, perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula, dan tempat wudhu.
Untuk bagian luar masjid juga diperluas yaitu taman dan 4 menara serta 1 menara utama dan 2 minaret.
BACA JUGA:Bikin Kagum, Ini 11 Pesona Wisata Di Pulau Dewata Bali! Simak Ini Penjelasanya
Dengan perluasan tersebut, Masjid Raya Baiturrahman memiliki 7 Kubah, 4 menara, dan satu menara induk dengan luas ruangan dalam masjid seluas 4.760 meter persegi dengan lantai dari marmer.
Di tengah dahsyatnya ombak tsunami Aceh 2004, Masjid Raya Baiturrahman tetap berdiri kokoh di saat bangunan di sekitarnya hancur luluh lantak disapu ombak tsunami.
Masjid ini juga menjadi tempat berlindung warga Aceh saat menyelamatkan diri dari gulungan ombak tsunami.
Kini, Masjid Raya Baiturrahman dapat menampung hingga 24.000 jamaah.
BACA JUGA:Pantai Dengan Keindahan Alam Yang Memukau Dan Menjadi Tujuan Favorit Para Wisatawan: Pantai Sawarna
Perkarangan masjid yang dulunya dipenuhi rerumputan hijau diubah menjadi lantai marmer dan dilengkapi dengan 12 payung elektrik untuk melindungi jamaah dari panas sinar matahari.
Perluasan ini selesai pada bulan Mei 2017 pada masa pemerintahan Zaini Abdullah .
Hingga kini, Masjid Raya Baiturrahman menjadi sentral kegiatan umat islam di Aceh.
Tak hanya berfungsi sebagai tempat salat, masjid ini memiliki berbagai fungsi lain yakni sebagai tempat pengajian, perhelatan acara besar keagamaan seperti maulid Nabi Muhammad SAW.
Peringatan 1 Muharram, dan menjadi salah satu destinasi wisata religi dan budaya di Aceh yang sering dikunjungi oleh pelancong.