Keseluruhan desain dibuat dengan akulturasi budaya Indonesia dan bangunan aslinya di Abu Dhabi, terdapat empat menara, satu kubah utama, kubah-kubah kecil dan ornamen bangunan khas Timur Tengah.
Marmer yang digunakan diseluruh lantai dan sebagian dinding masjid agung Sheikh Zayed didatangkan dari Italia.
2. Menggabungkan Unsur Batik
Airmas dan Arkonin menerapkan simbolisme dan filosofi Batik ke dalam desain interior, misalnya pola karpet yang melambangkan “Batik Dua Negri” yang diwakili oleh warna Biru, yaitu ciri khas Pekalongan dan warna Sogan yang mewakili Solo.
BACA JUGA:Menakjubkan, Ini 11 Pesona Wisata Di Pulau Dewata Bali! Simak Ini Penjelasanya
Desain bunga tanjung diartikan sebagai simbol pohon bunga lokal yang memberikan keindahan dan keteduhan, kata Tanjung sendiri mengandung arti semoga semua orang selalu menjunjung tinggi keyakinan beragama.
Pola Batik lainnya dapat dilihat pada desain interior seperti, Pola kawung di koridor, Buketan di pintu masuk utama, Kembang di Mihrab, Pola Bokor Kencono di dinding kubah, dan Koptong di langit-langit salat utama.
3. Hadiah dari Presiden Persatuan Emirat Arab Mohammed Bin Zayed Al Nahyan
Ide ini sepenuhnya datang dari putra mahkota Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan untuk membangun Replika Masjid yang ada di negaranya untuk Presiden Joko Widodo.
BACA JUGA:Bikin Kagum, Ini 11 Pesona Wisata Di Pulau Dewata Bali! Simak Ini Penjelasanya
4. Lokasinya Berhadapan Dengan Gereja
Jadi potret toleransi warga Solo karena lokasi masjid yang berhadapan langsung dengan Gereja Sola Gratia, tepat berada di seberang jalan dari gapura timur masjid utama.
5. Mampu Menampung 10.000 ribu Jemaah
Tersedia dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor (selasar). Lantai 1 dan dua bisa diisi 4.000 jemaah, jika sampai selasar kapasitasnya bisa mencapai 10.000 anggota jemaah.