Freddy menjelaskan bahwa, berbeda dengan mobil-mobil zaman dulu yang mayoritas memiliki kapasitas mesin besar, mobil modern saat ini semakin mengecil dari segi kubikasi mesin.
Ukuran mesin yang lebih kecil membutuhkan mekanisme transfer daya yang lebih efisien, dan CVT dianggap sebagai pilihan ideal untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Bila kita perhatikan, mobil zaman dulu memiliki kubikasi mesin yang besar. Namun, saat ini mobil semakin kecil,” jelas Freddy.
Contoh konkret yang diungkapkannya adalah Honda CR-V yang dahulu hadir dengan mesin berkapasitas 2.400 cc atau 2.000 cc, kini hanya 1.500 cc.
Hal serupa juga terjadi pada Mercedes-Benz, di mana tipe 300 yang dulunya menggunakan mesin V6 kini memiliki kubikasi yang lebih kecil.
Dengan ukuran mesin yang semakin ringkas, penggunaan bahan bakar menjadi lebih efisien, dan CVT memainkan peran penting dalam hal ini.
Freddy menekankan bahwa pabrikan otomotif merancang sistem CVT untuk memaksimalkan efisiensi mesin, sehingga mobil dengan kapasitas mesin kecil tetap bisa menawarkan performa yang optimal tanpa mengorbankan konsumsi bahan bakar.
Kelebihan CVT Dibandingkan AT Konvensional
Selain efisiensi bahan bakar, CVT juga memiliki keunggulan lain yang membuatnya lebih unggul dibandingkan dengan transmisi otomatis konvensional.
Salah satunya adalah kemampuannya untuk memiliki rasio gigi yang jauh lebih banyak.
Freddy menjelaskan bahwa CVT dapat memiliki jumlah gear yang tidak terbatas, tergantung pada pengaturan dari pabrikan.
CVT bekerja dengan menggunakan pulley yang bisa diatur untuk menciptakan rasio gigi yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan.
BACA JUGA:Ingat Jangan Asal!, Inilah Cara Menyalakan Mobil Matic yang Benar
Hal ini berbeda dengan transmisi otomatis konvensional (AT) yang memiliki jumlah gigi terbatas, biasanya tergantung pada girboks yang dirancang oleh pabrikan.