Dengan cara ini, jika burung Kongga menyerang, ia akan tertusuk oleh bambu beracun. Setelah menerima saran tersebut, para utusan mengucapkan terima kasih dan segera kembali ke Sorume untuk melaksanakan rencana Larumbalangi.
Setibanya di sana, mereka menyampaikan ide tersebut kepada para tetua adat. Malam harinya, para tetua segera mengadakan sayembara untuk mencari pria pemberani yang bersedia menjadi umpan bagi garuda raksasa.
Siapa pun yang bersedia, baik dari kalangan rakyat biasa maupun bangsawan, akan diangkat menjadi bangsawan atau pemimpin negeri.
Keesokan harinya, banyak pendekar dari berbagai kalangan berkumpul untuk mengikuti sayembara. Masing-masing menunjukkan keahlian mereka di hadapan para sesepuh.
BACA JUGA:Membuka Tabir Misteri di Puncak, Keangkeran Gunung Bromo yang Menarik Wisatawan!
Setelah melewati persaingan ketat, seorang pemenang bernama Tasahea, seorang rakyat biasa dari Loeya, terpilih. Para sesepuh kemudian memerintahkan penduduk untuk membuat bambu runcing beracun dan memasangnya di Padang Bende.
Tasahea ditempatkan di dalam lingkaran bambu beracun, dan masyarakat pun meninggalkannya sendirian untuk memancing perhatian garuda raksasa.
Setelah berjam-jam menunggu, Tasahea akhirnya melihat burung garuda raksasa mendekat. Burung tersebut berusaha menyerangnya, tetapi sayapnya terkena bambu runcing beracun.
Tasahea, tidak menyia-nyiakan kesempatan, mengambil bambu runcing dan menusukkannya ke dada garuda. Burung itu berusaha melarikan diri, namun pada akhirnya jatuh ke sebuah gunung dan mati akibat racun.
BACA JUGA:Melihat Keindahan dan Misteri Gunung Panjang, Mengungkap Sejarah di Balik Legenda!
Penduduk Sorume merayakan Tasahea sebagai pahlawan. Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama karena bangkai garuda yang membusuk menyebabkan wabah penyakit.
Banyak penduduk jatuh sakit dan tanaman mereka diserang hama. Para tetua kembali mengirim utusan untuk meminta bantuan Larumbalangi.
Setibanya di negeri Solumba, utusan menjelaskan situasi wabah yang disebabkan oleh bangkai garuda. Larumbalangi berdoa kepada Tuhan agar mengirimkan hujan deras untuk membersihkan daerah tersebut.
Doa itu pun dikabulkan, dan negeri Sorume dilanda hujan selama tujuh hari tujuh malam. Banjir yang terjadi berhasil membawa pergi bangkai garuda dan hama.
BACA JUGA:Gunung Blego, Kisah Legenda Puncak Terbelah dan Misteri yang Mengelilinginya!
Dengan hilangnya wabah penyakit, rakyat Sorume bersuka cita. Sebagai penghargaan atas jasa Tasahea dan Larumbalangi, para tetua sepakat untuk mengangkat Tasahea sebagai bangsawan dan Larumbalangi sebagai pemimpin negeri.