BACA JUGA:Kelebihan dan Kekurangan Honda Beat 2024, Cek Detailnya Disini!
Di tengah-tengah ''ujian'' itu saya full doa: semoga ia bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik. Saya sendiri yakin ia bisa.
Ia sarjana kimia alumni Universitas Diponegoro. Ia menghayati apa yang ia kerjakan. Ia keloni perusahaannya dari detik ke menit. Ia bukan tipe anak muda yang kesusu berlagak jadi bos. Ia berkeringat. Ia berlumpur.
Tapi BEI tidak mengizinkan hanya ia yang menjawab pertanyaan. Seluruh direksinya juga harus ikut menjawab.
Saya sempat khawatir pada direktur keuangannya yang berjilbab rapat warna hitam itu. Lega. Ternyata dia mampu menjawab semua pertanyaan bidang keuangan. Bahkan terlihat sangat lugu –pertanda bukan tipe seorang keuangan yang suka goreng-goreng saham.
BACA JUGA:Siap Masuk Pasar Hybrid, Hyundai Bakal Luncurkan Mobil Listrik, Ini Modelnya!
Rupanya BEI tidak ingin perusahaan yang IPO adalah perusahaan yang one-man show. BEI juga ingin tahu apakah semua direksi di perusahaan itu punya kemampuan mengelola perusahaan secara tim.
Semua perusahaan yang go public harus punya going concern: jangan sampai setelah IPO, setelah dapat uang dari bursa saham, perusahaannya plonga-plongo. Rugi. Lalu gemoy. Investor publik pun dirugikan.
Jauh sebelum mini ekspose itu ia, ayahnya dan direksinya sudah lebih dulu menjalani mikro ekspose: di rumah menantunya Pak Iskan yang di Pacet, Mojokerto.
Sudah pula saya tulis di Disway kapan itu. Anda tidak sulit menebaknya siapa ia. (Dahlan Iskan)