Ferry menjelaskan bahwa masa inreyen berlaku sejak motor diterima oleh konsumen hingga mencapai jarak tempuh 1.600 kilometer.
Selama periode ini, pengendara harus memperhatikan beberapa hal agar kondisi mesin tetap prima.
Salah satu yang paling penting adalah menghindari kebiasaan sering memacu motor pada kecepatan tinggi atau secara tiba-tiba.
"Pada periode tersebut, motor jangan sering di-geber dan pastikan melakukan penggantian oli pertama pada saat motor mencapai 1.000 kilometer atau setelah satu bulan, tergantung mana yang tercapai lebih dulu," kata Ferry.
BACA JUGA:Pilihan Motor Matic Jepang Paling Murah untuk Dana Terbatas, Intip Merknya Disini!
Dalam masa inreyen, komponen-komponen mesin seperti piston, silinder, dan ring piston masih dalam proses penyesuaian.
Saat mesin bekerja dan menghasilkan panas, komponen tersebut akan mengalami pemuaian, yang menyebabkan celah antar-komponen menjadi semakin rapat.
Jika motor sering di-geber atau dipacu dengan kecepatan tinggi selama masa ini, gesekan antar komponen akan meningkat drastis, yang berpotensi menyebabkan keausan dan bahkan kerusakan pada mesin.
Dampak Mengabaikan Masa Inreyen
BACA JUGA:6 Motor Listrik Murah dengan Performa Mantap Jiwa, Ini Dia Merknya!
Mengabaikan prosedur inreyen dapat membawa dampak jangka panjang pada kesehatan mesin motor.
Salah satu dampak yang paling umum adalah tergerusnya komponen mesin akibat gesekan berlebih.
"Komponen mesin kan baru, butuh penyesuaian. Saat mesin panas, komponennya memuai, celah antar komponen jadi rapat. Kalau sering di-geber, gesekan berlebihan bisa terjadi," lanjut Ferry.
Gesekan yang terlalu intens selama masa inreyen dapat menghasilkan partikel besi kecil yang kemudian bercampur dengan oli.
BACA JUGA:Oli Mesin Motor Cepat Habis, Ini Dia Penyebab dan Cara Mengatasinya!