Legenda Besemah, Ini Kisah Serunting Sakti dan Asal Usul Tari Kebagh

Kamis 15 Aug 2024 - 12:16 WIB
Reporter : Edi
Editor : Almi

KORANPAGARALAMPOS.CO - Di zaman dahulu kala, di sebuah daerah yang sekarang dikenal sebagai Pagaralam, hidup seorang pria gagah perkasa bernama Serunting Sakti.

Di wilayah Besemah yang subur dan penuh misteri, Serunting Sakti dikenal karena keberaniannya yang luar biasa.

Namun, di balik keberanian yang dikagumi banyak orang, ada satu kelemahan yang sulit diatasi oleh Serunting Sakti—lidahnya yang tajam dan perilakunya yang kasar.

Ucapannya sering kali menyakiti hati orang-orang di sekitarnya, membuat banyak dari mereka merasa terhina dan tersakiti.

BACA JUGA:Misteri Gunung Dempo dan Si Pahit Lidah, Awas Pendaki dari Lampung Harus Waspada, Ini Dia Alasannya!

Meskipun demikian, kehidupan Serunting Sakti akan mengalami perubahan besar melalui sebuah peristiwa yang tak terduga. Suatu hari, saat matahari bersinar cerah di atas langit Besemah, Serunting Sakti berjalan menyusuri sungai yang indah di daerah tersebut.

Sungai itu adalah tempat yang sering dijadikan tempat berkumpul oleh berbagai makhluk, baik yang terlihat maupun yang tak kasatmata.

Di sinilah ia menyaksikan sebuah pemandangan yang memikat hatinya—seorang bidadari cantik sedang mandi di sungai itu.

BACA JUGA:Menggali Lebih Dalam Sejarah dan Warisan Budaya Suku Besemah di Kota Pagar Alam, Ini Penjelasan Lengkapnya!

Kecantikan dan keanggunan sang bidadari mempesona Serunting Sakti, membuat hatinya bergetar.

Tanpa ragu, Serunting Sakti mendekati bidadari itu dan langsung memintanya untuk menjadi istrinya. Namun, meskipun bidadari tersebut terkesan oleh kegagahan Serunting Sakti, ia menolak lamarannya.

Alasannya sederhana—perilaku Serunting Sakti yang kasar dan ucapannya yang menyakitkan tidaklah sesuai dengan hatinya yang lembut.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Panjat Pinang, Simbol Perjuangan dan Gotong Royong!

Bidadari itu sadar bahwa jika ia menerima lamaran Serunting Sakti, hidupnya mungkin akan dipenuhi oleh ketegangan dan konflik.

Oleh karena itu, ia menolak dengan tegas, bahkan setelah Serunting Sakti mengancam akan membunuhnya jika ia tidak mau menjadi istrinya. Keputusasaan dan ketidakmampuan menerima penolakan membuat Serunting Sakti bertindak lebih jauh.

Kategori :