Mereka merasa bahwa lembaga-lembaga pemerintah dan badan antariksa bekerja sama untuk menyembunyikan "kebenaran".
Pengalaman Pribadi: Pengalaman pribadi sering kali dijadikan bukti oleh pendukung teori bumi datar.
Mereka mengutip pengamatan terhadap cakrawala yang tampak lurus dan permukaan air yang selalu datar sebagai bukti bahwa bumi tidak berbentuk bulat.
Analisis Bukti
Pengamatan Ilmiah vs. Persepsi Visual: Salah satu kesalahpahaman utama yang mendasari teori bumi datar adalah ketergantungan pada persepsi visual.
BACA JUGA:Menguak Misteri Gunung Padang, Benarkah Ibu Peradaban Dunia? Ini Jawabannya!
Mata manusia tidak cukup akurat untuk mendeteksi kurvatur bumi pada skala besar.
Sementara itu, instrumen ilmiah dan teknologi modern memberikan bukti yang jauh lebih akurat tentang bentuk bumi.
Bukti Fisik: terdapat banyak fakta berupa bukti fisik yang mendukung bumi berbentuk bulat.
Misalnya, kapal yang menghilang dari pandangan ketika berlayar menjauh ke cakrawala dan kemudian muncul kembali adalah fenomena yang hanya bisa dijelaskan oleh bumi bulat.
BACA JUGA:Wow Serem! Inilah Misteri Lima Teras di Situs Gunung Padang Yang Wajib kalian Ketahui!
Konsistensi dengan Ilmu Lain: Disiplin ilmu seperti geologi, fisika, dan astronomi semuanya mendukung model bumi bulat.
Pola cuaca, distribusi satelit GPS, dan fenomena alam seperti musim dan gerhana semuanya lebih logis jika dipahami dengan model bumi bulat.
Perdebatan antara bentuk bumi yang bulat dan datar sering kali lebih didorong oleh persepsi dan keyakinan pribadi daripada bukti ilmiah.
Berdasarkan kesepakatan ilmiah yang mendukung bumi bulat didasarkan pada berbagai observasi, eksperimen, dan teknologi modern yang memberikan bukti kuat dan konsisten.
Di sisi lain, argumen yang mendukung bumi datar cenderung mengabaikan atau salah menafsirkan bukti ilmiah yang ada.