Sejak penemuan awal dan penelitian pertama yang dilakukan pada situs ini, para arkeolog dan geolog telah menyarankan bahwa Gunung Padang mungkin menyimpan rahasia lebih dari sekadar punden berundak yang terlihat.
Dugaan ini didasarkan pada analisis awal yang menunjukkan adanya zona dengan kecepatan rambat suara yang sangat lambat, menandakan kemungkinan adanya rongga atau ruang di bawah permukaan situs.
Danny Hilman Natawidjaja, setelah melakukan riset yang mendalam hingga Juli 2013, mengkonfirmasi bahwa analisis tomografi mengungkapkan adanya struktur yang tidak biasa di bawah situs tersebut.
Penelitian ini, termasuk analisis tomografi dan georadar, menunjukkan adanya rongga yang bisa jadi merupakan bagian dari bangunan purba yang lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
Metode Penelitian
Penelitian terbaru melibatkan beberapa metode canggih, termasuk pengeboran, analisis geolistrik, dan georadar.
Selama pengeboran sedalam 10 meter, para peneliti mengalami "water loss," yaitu aliran air yang langsung meresap ke dalam tanah.
Fenomena ini bisa menunjukkan bahwa air tersebut mengalir ke sebuah ruang atau rongga yang belum ditemukan sebelumnya.
Selain itu, pengeboran juga menghasilkan sampel karbon yang dianalisis untuk menentukan usia bangunan.
Hasil analisis karbon menunjukkan bahwa bangunan tersebut berasal dari masa 9.000 SM atau bahkan lebih tua.
Temuan ini menunjukkan bahwa situs Gunung Padang mungkin merupakan tempat yang lebih penting secara historis daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Penemuan ini memberikan bukti bahwa peradaban manusia di wilayah ini memiliki pengetahuan dan keterampilan arsitektur yang sangat maju pada masa itu.
BACA JUGA:Gunung Raung: Tantangan Ekstrem di Puncak Tertinggi Pegunungan Ijen
Implikasi Penemuan