KORANPAGARALAMPOS.CO - Gunung Padang, situs megalitik yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, beberapa tahun lalu sempat menjadi sorotan publik nasional dan internasional.
Tempat ini dianggap memiliki potensi besar sebagai piramida buatan manusia tertua di dunia.
Spekulasi tentang keberadaan bangunan megah dan harta karun yang tertimbun di dalam Gunung Padang telah memicu minat dan kontroversi luas.
Namun, di tengah antusiasme tersebut, penelitian di situs ini mengalami penghentian. Apa yang sebenarnya terjadi?
BACA JUGA:Cegah Permasalahan Sosial, Tingkatkan Kualitas Hidup Keluarga
Sejarah dan Kontroversi Awal
Kisah kontroversial Gunung Padang dimulai ketika sekelompok peneliti melaporkan temuan yang mengindikasikan adanya struktur piramida buatan manusia di bawah permukaan gunung.
Temuan ini berdasarkan hasil survei geologi dan analisis sampel tanah serta batuan yang menunjukkan pola yang tidak biasa, yang diduga sebagai bukti adanya bangunan besar yang terkubur.
Penelitian ini dipelopori oleh tim yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman Natawidjaja, seorang ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
BACA JUGA:Benua Atlantis yang Telah Lama Hilang Masih Jadi Misteri, Adakah Tanda-tandanya di Gunung Padang?
Dr. Hilman dan timnya menyatakan bahwa struktur tersebut mungkin berasal dari peradaban kuno yang jauh lebih tua dari peradaban Mesir atau Mesopotamia.
Namun, klaim ini segera menuai kritik tajam dari berbagai ahli lain, baik dari dalam maupun luar negeri.
Mereka mempertanyakan validitas metode penelitian yang digunakan dan menilai bahwa tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mendukung hipotesis tersebut.
Beberapa ahli arkeologi tradisional bahkan menyebutkan bahwa struktur batuan di Gunung Padang hanyalah formasi alam yang kebetulan berbentuk unik.
BACA JUGA:Ini Sejarah dan Asal-Usul Suku Rejang, Etnis Tertua di Bengkulu, Berikut Penjelasanya!