Demi melestarikan warisan budaya Indonesia, pemerintah daerah tidak tinggal diam dan mendaftarkan kegiatan pasar terapung sebagai warisan budaya takbenda.
Hingga akhirnya dianugerahi gelar tersebut oleh Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif.
Agar generasi mendatang juga bisa melihat dan berpartisipasi dalam budaya ini.
Selain itu, pemerintah berencana menyelenggarakan Festival Pasar Terapung Banjarmasin secara rutin setiap tahunnya.
BACA JUGA:Wisata Alam di Kepulauan Seribu, Pantai Cantik, Snorkeling, dan Keindahan Laut!
Selain untuk pelestarian budaya, acara yang menarik pengunjung dari komunitas lokal dan internasional ini juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata dan perekonomian di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Ada tiga pasar terapung
Mirip dengan pasar terapung di Thailand, Banjarmasin juga memiliki tiga pasar terapung.
Pasar Terapung Lok Baitang, Pasar Terapung Kuin, dan Pasar Terapung Siring Tendean.
Dari tiga pasar terapung yang terkenal di Banjarmasin, Pasar Terapung Sirin Tendean merupakan satu-satunya pasar terapung dan dibangun untuk menghidupkan kembali dua pasar terapung tradisional lainnya yang sempat berada di ambang kepunahan.
BACA JUGA:Menikmati Keindahan Kalimantan, Tempat Wisata Populer dan Tersembunyi!
Perdagangan dilakukan di atas Perahu
Tidak salah jika menyebut pasar terapung, karena semua transaksi jual beli dilakukan di kapal kecil.
Jangan lewatkan pasar unik ini karena hanya buka pada pagi hari hingga maksimal pukul 8 WITA.
Selain menyaksikan berbagai kapal datang dan pergi, transaksi bapanduk yang disebut juga barter ini masih banyak dilakukan untuk menukarkan berbagai barang tanpa mengeluarkan uang.
BACA JUGA:Menguak Pulau Samosir, Destinasi Wisata Budaya di Tengah Danau Toba yang Megah