Menggapai Puncak Tandikat: Menyusuri Jejak Rimba dan Keindahan Alam

Selasa 30 Jul 2024 - 10:59 WIB
Reporter : Nopan
Editor : Ari

PAGARALAMPOS.CO - Gunung Tandikat adalah gunung berapi aktif yang terletak di Dataran Tinggi Minangkabau, berjarak sekitar 7,5 km dari Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat. Gunung ini memiliki keunikan tersendiri karena jarang dijadikan tujuan pendakian, sehingga lingkungannya tetap alami dan liar. Kehadiran hewan liar seperti harimau sumatra di hutan-hutan Gunung Tandikat menambah tantangan dan eksotisme bagi para pendaki yang berani mencoba menaklukkan puncaknya.

BACA JUGA:Gunung Talang: Surga Tersembunyi bagi Pendaki Pemula di Sumatera Barat

Tantangan Pendakian

Pendakian Gunung Tandikat membutuhkan alat dan kemampuan navigasi yang memadai karena jalan setapaknya tidak memiliki jalur yang jelas. Banyak jalur yang hilang atau terputus, serta hutan yang rapat dengan kondisi lembap. Pada ketinggian 650-1.700 Mdpl, pendaki akan menemui banyak pacet di sekitar jalan setapak. Kondisi ini menuntut pendaki untuk benar-benar siap secara fisik dan mental.

BACA JUGA:Gunung Singgalang: Surga bagi Pendaki di Sumatera Barat

Gunung Tandikat merupakan bagian dari Puncak-puncak Tri Arga di Minangkabau, bersama dengan Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Meskipun Tandikat kurang populer dibandingkan kedua gunung lainnya, hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi pendaki yang mencari suasana alami dan jarang dijamah manusia.

BACA JUGA:Keindahan Gunung Sumatera Barat: 5 Pilihan untuk Pendaki Pemula

Jalur Rintisan

Pendakian menuju puncak Tandikat umumnya dimulai dari Lembah Anai Resort, jalur yang dirintis oleh tim Mapala Unand pada tahun 1998. Pendakian dari titik ini memakan waktu sekitar 5 hari untuk naik dan 2 hari untuk turun. Puncaknya dapat dicapai dari sisi barat Lurah Dalam, kemudian menuju ke arah utara melalui jalan setapak yang rumit karena semak-semak rapat, dominasi pakis dan rotan. Penunjuk jalan sangat diperlukan agar pendaki tidak tersesat. Selama perjalanan, pendaki juga harus menyeberangi banyak anak sungai yang alirannya cukup deras saat hujan.

BACA JUGA:Gunung Padang, Situs Megalitikum yang Penuh Misteri, Gegerkan Dunia dan Para Ahli

Setelah sekitar 45 menit berjalan santai dari menara, pendaki akan tiba di Air Terjun Lurah yang berada di tengah hutan dan jarang dikunjungi. Air terjun setinggi sekitar 25 meter ini memiliki kolam yang cukup dalam, menjadikannya tantangan tersendiri untuk dikunjungi. Di sekitar air terjun ini, sering terlihat hewan primata seperti siamang dan simpai.

BACA JUGA:Gunung Padang Miliki Ruang Tersembunyi yang Masih Misteri, Peneliti Ungkap Dibangun Sebelum Awal Peradaban

Jalur setapak ini sudah berada pada ketinggian 867 Mdpl. Dari sini, perjalanan dilanjutkan melewati Bukit Sangkur, di mana pendaki bisa menikmati pemandangan lembah yang indah dan Sungai Paraman Sani yang membelah Gunung Tandikat dan Gunung Gadang. Dari tebing Gunung Tandikat, banyak terlihat air terjun yang muncul ketika hujan turun.

BACA JUGA:Rahasia Situs Megalitikum Gunung Padang, Jejak Peradaban Purba yang Mengagumkan, Para Ahli Dunia Penasaran

Di antara ketinggian 1.000 hingga 1.500 Mdpl, rute pendakian memiliki tingkat kemiringan 85° hingga 90°. Saat cuaca cerah, pemandangan dari titik-titik tertentu di punggungan ini sangat menakjubkan, termasuk Kota Pariaman dan batas pantainya. Pada ketinggian sekitar 1.200 Mdpl, jalur pendakian didominasi oleh jurang di kanan kiri jalan.

Kategori :