Kejutan Berikut ‘Si Rubah Putih’

Selasa 02 Jul 2024 - 20:11 WIB
Reporter : rendi
Editor : rendi

Kepesertaannya pun di Euro 2024 tidaklah secara langsung. Namun, memperebutkan tiket terakhir lewat babak "play off" melawan Yunani.

Yunani, bukanlah lawan sembarangan. Juara Euro (UEFA) 2004 ini, juga pernah mengalahkan tuan rumah Portugal di final (2004), dengan skor  2-1. Sangat linear, mengalahkan Yunani di "kursi sisa" (play off), kemudian mengalahkan Portugal di pertandingan terakhir fase Group F.  

Menjadikan Georgia tercatat sebagai penakluk juara Euro (UEFA) 2004, sekaligus finalisnya (Portugal). Meskipun kalah, Portugal bersama dengan Turki (runner-up), dan Georgia (salah satu dari empat peringkat tiga terbaik), ketiganya masuk ke babak 16 besar, atau fase gugur. Sementara, delapan tim lain tersisih.

BACA JUGA:Petualangan Tak Terlupakan, Menggapai Puncak dan Menjelajah Hutan!

Georgia adalah fenomenal. Georgia, merupakan salah satu dari 15 pecahan Uni Soviet, yang merdeka setelah "Cold War" (Perang Dingin) usai tahun 1991. Negara rumpun Kaukasus ini, bersama dengan Armenia, dan Azerbaijan lepas dari pengaruh Uni Soviet (1991), yang di-aneksasi (diambil oleh Uni Soviet), sejak Revolusi Bolshevik tahun 1917.

Di samping ketiga negara merdeka pecahan Uni Soviet ini, ada sejumlah negara yang tidak merdeka (masuk dalam Federasi Rusia), juga termasuk dalam negara Pegunungan Kaukasus: Dagestan, Chechnya, Ingushetia, dan Ossetia.

Georgia yang  ikut menyaksikan sejarah keruntuhan Uni Soviet, sempat menyumbangkan putra terbaiknya dalam Pemerintahan di Kremlin. Saat Presiden Uni Soviet di tangan Mikhail Gorbachev.  Pembaruan Uni Soviet dilakukan dengan program: 'Glastnost', 'Perestroika', dan 'Democrazia'. 

Menteri Luar Negeri Uni Soviet kala itu (yang terakhir), adalah "putra terbaik" Georgia: Eduard Shevarnadze. Uni Soviet sendiri runtuh saat Duet Mikhail Gorbachev-Eduard Shevarnadze berada di karier puncak.  Shevarnadze yang gesit berpolitik dan dijuluki "Tetri Melia" (Rubah Putih), kemudian menjadi Presiden pertama Georgia, dengan Ibukotanya Tbilisi.

BACA JUGA:Auto Tajir, Ini 4 Game Penghasil Saldo DANA 2024

Setelah mengukir "tinta emas" melaju ke-16 besar Euro (UEFA), Georgia akan berhadapan dengan Spanyol di babak gugur, Senin (pukul 02.00). Sementara Portugal versus salah satu negara pecahan Yugoslavia, Slovenia, sehari kemudian.

Langkah negara yang  mengenalkan, dan terkenal lewat  "Sastra dan Puisi" pertama di dunia ( sejak abad ke-4 Masehi) ini, memang tidak main-main dalam mempersiapkan tim sepakbolanya. Pelatih asal Perancis Willy Sagnol didatangkan, sejak 2021.

"Satu-satunya yang akan kami lakukan, bagaimana membuat Bangsa Georgia bangga,"kata Sagnol, 47 tahun, yang juga mantan pemain Bayern Munchen di kompetisi Bundeslige (Jerman), dan AS Monaco ini.

Mampukah Georgia berbicara lebih jauh di kompetisi UEFA, yang pertama kali dimulai tahun 1960 ini? "Bola itu Bundar".

BACA JUGA:Wisata Alam Madiun, Tempat-Tempat Terbaik untuk Menyegarkan Pikiran!

Bila bercermin pada 'mitologi' Yunani, "negara rumpun Kaukasus atau Kaukasos (baca: Georgia)", adalah salah satu pilar pendukung  Dunia. Georgia akan mengejar 'mithos' itu, untuk bisa membuat kejutan lagi.. (*)

 

Kategori :

Terkait

Minggu 24 Nov 2024 - 19:43 WIB

Alami Hari yang Sempurna

Kamis 14 Nov 2024 - 20:04 WIB

Barcelona Mulai Lirik Haaland

Jumat 08 Nov 2024 - 19:32 WIB

Real Madrid seperti Dipenjara

Jumat 08 Nov 2024 - 19:29 WIB

Ansitipasi Timnas Indonesia Buat Kejutan