Masa Prabangkara unggul dalam bidang seni lukis dan pedalangan dengan menggunakan cara manual atau aransemen.
Pada masa Demak (1500-1550 M),
pada masa pemerintahan Raden Patta, wayang tidak lagi dilukis di atas kanvas melainkan di atas kulit sapi.
Saat ini, Wayang digunakan oleh umat beriman sebagai alat untuk menyebarkan Islam.
BACA JUGA:Kepala Pusing? Berikut Ini 6 Tips dan Trik Agar Tetap Nyaman Sehari-hari
Masa Pajang (1568-1586 M)
Wayang Puwa dan Wayang Landak paling sering dipentaskan dengan mengenakan pakaian yang indah.
Kudus membuat anak golek dari kayu, dan Sunan Kalijaga membuat cerita sampul Wayang, cerita Panji, dari Wayang Landak. Masa Mataram Islam
Pada masa ini, Wayang berkembang pesat dan mencapai puncak kejayaannya.
Pada masa Kerajaan Hindu (masa Kanyiri, Singosari dan Majapahit), banyak bermunculan wayang seperti Wayang Kaper, Wayang Kidang Rencanan, Wayang Ageng, Wayang Madya, Wayang Klitik,
Wayang Beber mulai bermunculan dengan karakter binatang yang berubah seiring berjalannya waktu.
Dan kesenian wayang golek semakin meningkat dan terdiversifikasi menurut bahan produksi dan budaya;
Diantaranya adalah boneka jerami, boneka tas, boneka bambu, boneka topeng lembut, boneka bayi, boneka manusia, boneka gong dan jenis boneka lainnya. . ),
BACA JUGA:Kamu Alergi Dingin? Jangan Panik Ini 5 Cara Ampuh Menghadapi Alergi Dingin
Boneka Kulit Cirebon (Jawa Barat), Boneka Kulit Sasak (Lombok), Boneka Kulit Madura (sangat populer, sudah tidak ada lagi), Boneka Kulit Bontok (Nan Bari For), Boneka Kulit Siam (Kelantan, Malaysia)