KORANPAGARALAMPOS.CO- Serangan panik merupakan penyakit mental yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang waktu dan tempat. Oleh karena itu, jika terjadi serangan panik, Anda perlu mengetahui cara mengatasinya dengan baik.
Faktanya, banyak hal dan peristiwa di sekitar kita yang di luar kendali kita dan seringkali memberikan tekanan pada diri kita hingga memicu serangan panik.
Serangan panik, atau bahasa sehari-harinya disebut serangan panik, tidak boleh dianggap remeh. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5),
gangguan panik adalah salah satu jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan serangan panik yang ekstrem dan relatif sering. Apakah Anda merasa sesak napas, jantung berdebar kencang, atau bahkan pingsan sebelum presentasi penting di kantor?
BACA JUGA:Mau Hidup Tenang? Lakukan 5 Tips Mengatasi Sifat Mudah Panik dengan Efektif
Jika ya, Anda menderita serangan panik atau serangan panik. Serangan panik terjadi ketika seseorang tiba-tiba mengalami ketakutan atau kecemasan yang berlebihan. Kondisi ini biasanya terjadi tanpa sebab yang jelas dan dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Ketika Anda mengalami serangan panik, Anda merasa seperti diteror dan mengalami ketakutan yang ekstrem dan tidak masuk akal. Orang yang mengalami kondisi ini sering kali merasa seperti terkena serangan jantung atau meninggal mendadak.
Dia Bahkan Mungkin Berpikir untuk Mati Gangguan serangan panik adalah salah satu jenis gangguan kecemasan. Prasyaratnya adalah seseorang tiba-tiba mengalami serangan panik atau ketakutan. Setiap orang pernah mengalami perasaan takut dan panik.
Ini adalah reaksi alami terhadap situasi stres atau berbahaya. Namun serangan panik tidak selalu terjadi ketika dihadapkan pada situasi yang menakutkan. Gejala ini juga bisa terjadi saat berjalan atau berbaring di tempat tidur.
BACA JUGA:Yuk Simak! Inilah 7 Cara Praktis Untuk Mengatasi Kecenderungan Impulsif
Gejala serangan panik antara lain jantung berdebar-debar, berkeringat, sesak napas, dan gemetar. Berdasarkan data dari berbagai kelompok umur, gangguan kecemasan biasanya didiagnosis selama kehidupan kerja.
Prevalensi gangguan cemas dan panik atau gangguan kecemasan dan serangan panik tertinggi terjadi pada kelompok usia 20 tahun (64%). Pada kelompok usia 30 tahun, kisaran persentasenya saat ini adalah 27 persen.
Enam puluh hingga tujuh puluh persen dari seluruh responden yang mengaku menderita penyakit jiwa adalah perempuan. Namun, bukan berarti kondisi mental pria tersebut baik.
Hal ini disebabkan karena laki-laki enggan membicarakan permasalahannya dan juga takut mencari pertolongan medis profesional. Serangan panik adalah rasa takut atau cemas yang timbul secara tiba-tiba.
BACA JUGA:Apa Itu Impulsif? Yuk Simak Inilah 5 Cara Teruji Untuk Mengatasi Kebiasaan Impulsif yang Merugikan