Semakin sering dilatih, Anda bisa menguasai diri dan membuat anak mengerti bahwa perilakunya salah.
Stanford Children Health menyarankan untuk gunakan kata “saya” daripada kata “kamu” saat sedang marah. Contohnya, “Mama jengkel kalau kamu melakukan ini karena…”, bukan “Kamu bikin Mama jadi stres.”
BACA JUGA:Film Horor The Doll 3 yang Lebih Mencekam dan Menyeramkan!
6. Hindari berkata kasar
Stanford Children Health menyebutkan bahwa berkata kasar pada anak juga merupakan bentuk penganiayaan kepada anak. Bahkan, hal tersebut ternyata dapat membekas lama dalam ingatan anak.
Oleh karena itu, jika sedang marah, cara mengendalikan emosi pada anak yang perlu Anda latih adalah memilih kata-kata yang baik.
Perkataan yang baik dapat membuat anak sadar akan kesalahannya, sedangkan perkataan kasar hanya akan menyakiti hatinya dan membuatnya trauma.
BACA JUGA:Hati-Hati, Bahaya Jika Terkena Paparan Racun Tomcat
7. Hindari mengancam dengan hal yang mustahil
Dikarenakan terbawa emosi, Anda mungkin memberikan ancaman yang tidak mungkin, seperti “Mama akan potong tanganmu kalau kamu pecahkan gelas lagi!”
Padahal pada kenyataannya, Anda tidak mungkin memotong tangan anak sendiri, bukan?
Ancaman yang mustahil ini dapat menggugurkan kepercayaan anak. Bahkan ia akan menganggap marah Anda tidak berarti apa-apa sehingga tidak menimbulkan efek jera.
Selain itu, hindarilah ancaman yang berbau kekerasan.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Vitamin Rambut Yang Bagus Untuk Rambut
Hal itu secara tidak langsung menjadi contoh bagi anak. Jangan sampai dia mengira bahwa boleh-boleh saja memotong tangan orang lain saat sedang marah.
8. Tundalah berbuat sesuatu saat sedang marah