Waduh! Tambang Emas RI Digali Diam-Diam Warga China, Berapa Banyak?

Jumat 17 May 2024 - 05:56 WIB
Reporter : Reri Alfian
Editor : Reri Alfian

KORANPAGARALAMPOS.CO - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka-bukaan terkait adanya kegiatan pencurian dalam pertambangan emas.

Pertambangan itu sejatinya masuk ke dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang saat ini belum memiliki persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).

Sebagaimana diketahui sebelumnya, aktivitas pertambangan emas ilegal itu dilakukan oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China bersama dengan kelompotannya.

Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Mineral (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi mengungkapkan bahwa aktivitas pertambangan tanpa izin tersebut dilakukan oleh YH seseorang WNA asal China.

BACA JUGA:Dompet Whale yang Tertidur Akhirnya Bangun, Pindahkan 1.000 Bitcoin Senilai Rp981 Milyar

Terbaru, Ditjen Minerba sedang menyelidiki terowongan pada lokasi tambang emas tersebut.

Sehingga, pihaknya belum bisa membeberkan berapa banyak konsentrat yang sudah dilakukan oleh YH dan kelompotannya yang sudah dijadikan tersangka itu.

"Terkait kerugian negara masih di dalami penyidik terhadap tersangka YH dan termasuk berkonsultasi dengan lembaga yang kompeten untuk melakukan perhitungan terhadap kerugian negara," ungkap

Yang jelas, kata Sunindyo, temuan sementara lubang tambang ilegal itu terletak pada WIUP yang saat ini belum memiliki persetujuan RKAB untuk produksi 2024-2026.

BACA JUGA:Robert Kiyosaki Yakin Dolar Turun dalam Waktu Dekat, Sarankan Investor Lirik Bitcoin dan Emas

"Untuk kesimpulan lama aktfitas tambang ilegal tersebut masih di dalami penyidik berdasarkan temuan bukti di lapangan dan pemeriksaan tersangka YH," terang Sunindyo.

Modus Tersangka YH

Sunindyo mengungkapkan kronologi dan modus yang digunakan oleh pelaku untuk melakukan aksinya dengan memanfaatkan lubang tambang atau tunnel pada wilayah tambang yang berizin yang seharusnya dilakukan pemeliharaan namun justru dimanfaatkan penambangannya secara ilegal.

"Hasil kejahatan tersebut ya dilakukan pemurnian dan kemudian di bawah keluar dari terowongan tersebut dan kemudian dijual dalam bentuk ore (bijih) atau bullion emas," ujar Sunindyo.

BACA JUGA:Pasca Halving Day, Bitcoin Diprediksi Naik 79 Persen! Benarkah?

Kategori :