- Plengkung Jagabaya atau Plengkung Tamansari di sebelah barat
- Plengkung Nirbaya atau Plengkung Gadhing di sebelah selatan
- Plengkung Madyasura atau Plengkung Gondomanan di sebelah timur.
BACA JUGA:Menelisik Wisata yang Menakjubkan di Curug Puntang, Simak Destinasinya!
4. Banyak bagian benteng yang rusak dan jadi permukiman
Di masa sekarang ini, kamu memang tak bisa lagi melihat jagang yang tersisa sebab sebagian besar benteng telah tertutup permukiman.
Tidak ada informasi lengkap mengenai mulai kapan bagian dari benteng menjadi permukiman.
Namun menurut laman Kraton Jogja, ada dua peristiwa besar yang bisa dijadikan acuan yakni saat pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan gempa bumi tahun 1867.
Gempa bumi tahun 1867 membuat kerusakan cukup parah di kota Yogyakarta hingga banyak rumah rusak parah, termasuk milik para abdi dalem.
BACA JUGA:Menemukan Keindahan Tersembunyi: Petualangan ke Air Terjun Munduk Bali!
BACA JUGA:Menjelajahi Pesona Alam Salatiga: Destinasi Wisata yang Memikat! Simak
Dengan rasa kemanusiaan, Sri Sultan Hamengkubuwono VI mengizinkan abdi dalem untuk menempati ruang terbuka di sisi-sisi benteng dan reruntuhan Tamansari sebagai tempat tinggal sementara.
Dan dari kebijakan tersebut berlanjut sampai dengan keturunan-keturunan dari abdi dalem yang bersangkutan.
Tak jauh berbeda dengan saat pendudukan Jepang.
Rakyat ketakutan akan perilaku penjajah hingga mencari perlindungan.
BACA JUGA:Perjalan Sejarah Jebakan Jenderal De Kock kepada Pangeran Diponegoro Saat Momen Ramadan