3. Adanya lima pintu masuk dengan namanya masing-masing
Dilansir laman Kraton Jogja, desain benteng yang dirancang oleh Pangeran Mangkubumi berbeda dengan desain milik benteng-benteng kerajaan Mataram Islam sebelumnya.
BACA JUGA:Super Prioritas! Sejarah Destinasi Wisata Candi Borobudur
BACA JUGA:Yuk Catat Bunda! Ini 5 Tips Untuk Menjaga Imunitas Bayi Anda Agar Tetap Kuat dan Sehat
Pangeran Mangkubumi belajar dari jatuhnya ibukota Mataram-Kartasura ke tangan pemberontak saat peristiwa Geger Pacina atau Perang Cina di tahun 1740-1743.
Hanya terdapat lima gerbang sebagai sarana keluar masuk benteng Keraton Jogja.
Sedangkan pintu dalam Keraton Kartasura yang memiliki jumlah yang banyak dan tersebar di mana-mana sehingga dengan mudah dimasuki musuh.
Nah, untuk pintu dari benteng Keraton Jogja ini disebut dengan plengkung karena bagian atas pintu yang bentuknya melengkung sehingga dinamai plengkung.
BACA JUGA:Mau Mata Anda Sehat? Lakukan 5 Tips Penting Untuk Kesehatan Mata yang Optimal
BACA JUGA:Lagi Traveling? Ini Dia 5 Tips Ampuh Menjaga Rutinitas Kesehatan Anda Saat Berlibur
Tiap plengkung terdapat jembatan gantung yang dapat ditarik ke atas sehingga kondisinya tertutup dan jalan ke dalam benteng terhalang jagang.
Awalnya kelima plengkung dibuka dari pukul 06.00-18.00 tapi kemudian dilonggarkan menjadi pukul 05.00-20.00 dan jam buka tutupnya ditandai dengan bunyi genderang dan terompet dari prajurit di Kemagangan.
Masing-masing pintu memiliki nama, yakni:
- Plengkung Tarunasura atau Plengkung Wijilan di sebelah timur laut
BACA JUGA:Menelisik Wisata yang Menakjubkan di Curug Puntang, Simak Destinasinya!
BACA JUGA:Mau Cerdas? Ini 5 Tips Strategi Sederhana Untuk Meningkatkan Kinerja Otak dan Daya Ingat Anda
- Plengkung Jagasura atau Plengkung Ngasem di sebelah barat laut