Habiskan Waktu Liburmu dengan Mengunjungi Wisata Religi Makam Sunan Drajat di Lamongan, Ada Apa Yah?

Habiskan Waktu Liburmu dengan Mengunjungi Wisata Religi Makam Sunan Drajat di Lamongan --

KORANPAGARALAMPOS.CO - Salah satu destinasi wisata religi yang menarik di Lamongan adalah Makam Sunan Drajat.

Letaknya yang berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, menjadikannya simbol penting bagi masyarakat setempat.

Habiskan Waktu Liburmu dengan Mengunjungi Wisata Religi Makam Sunan Drajat di Lamongan, Ada Apa Yah?

Sunan Drajat atau Raden Qasim adalah salah satu  Wali Songo yang terkenal dengan ajaran kemanusiaannya.

BACA JUGA:Wajib Dikunjungi, Menjelajahi Wisata Budaya Terbaik di Indonesia dengan Ragam 6 Rumah Adat yang Unik

Selain sebagai tempat ziarah spiritual, makam ini juga menjadi saksi bisu  sejarah dan budaya Lamongan.

Salah satu simbol wisata religi di Lamongan adalah makam Sunan Drajat. Makam salah satu Walisongo terletak di desa Drajat, kecamatan Paciran. Sunan Drajat atau Raden Qasim juga terkenal dengan salah satu falsafah yang mengandung pesan kemanusiaan.

Beberapa peninggalannya  masih disimpan dengan baik di Lamongan. Sunan Drajat konon lahir pada tahun 1470 Masehi. Nama depannya adalah Raden Qasim, yang kemudian diberi nama Raden Syarifudin.

Sunan Drajat merupakan anak dari Sunan Ampel dan saudara dari Sunan Bonang yang terkenal dengan kecerdasannya. Hingga saat ini, jenazah Sunan Drajat dari Lamongan masih ada di kompleks pemakamannya.

BACA JUGA:Sinopsis Drama Korea Oasis, Dibintangi Seol In A dan Jang Dong Yoon!

Pada ambang pintu pintu masuk kubah Sunan Drajat, kata Navis, diukir tahun berupa candra sangkala mulya sebanyak lima kali atau tahun 1531 Saka (1609 M) yang dianggap sebagai pembangunan atau pemugaran.

Sunan Drajat lahir sekitar tahun 1470 Masehi dengan nama kecil Raden Qasim atau Raden Syarifudin.

Ia adalah putra dari Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang, dua tokoh besar dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. 

Setelah dewasa, Sunan Drajat mendirikan Pesantren Dalem Duwur di Desa Drajat, Paciran, yang kemudian menjadi pusat dakwahnya pada abad XV dan XVI Masehi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan