Tradisi dan Ritual Adat Kawin Cai Masyarakat Kuningan. Seperti Ini Prosesi Perkawinanya
Tradisi dan Ritual Adat Kawin Cai Masyarakat Kuningan. Seperti Ini Prosesi Perkawinanya--Net
KORANPAGARALAMPOS.CO - Di Desa Babakanmulya, Kecamatan Jaraksana, Kuningan, Jawa Barat terdapat prosesi adat bernama perkawinan atau pernikahan yang dikenal dengan istilah ``kawin Cai' yang dilakukan secara turun-temurun.
Upacara adat Kawin Cai dilakukan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT dan sebagai simbol perlindungan lingkungan.
Prosesi ini biasanya berlangsung pada musim kemarau.
Pada prosesi perkawinan Cai, air dituangkan dari kendi berisi air dari Tirthayatra dan Cikemburan ke dalam mata air dengan batu besar yang disebut Batu Kawin.
BACA JUGA:Perkawinan Rasa: Mengungkap Kelezatan Rujak Pengantin, Delikatesa Khas Bengkulu
Prosesi adat upacara Kawin Cai diawali dengan para tetua desa mengambil air dari mata air Tirthayatra Situ Barong Dalem dengan restu Kunsen dan menuangkannya ke dalam kendi.
Setelah itu, upacara Mapag Cai dilanjutkan, dan kendi berisi air Tirthayatra dibawa berjalan kaki menuju mata air suci Cikemburan di desa Manis Kidul, kecamatan Jaraksana Kuningan, yang jaraknya lima kilometer.
Air Tirthayatra mengalir ke Sumue Kejayan, salah satu sumur terbesar dari tujuh sumur suci.
BACA JUGA:Batu Persidangan. Tempat Menghukum Penjahat Jaman Dahulu. Tradisi Masyarakat Batak di Danau Toba
Kemudian kedua pejabat desa dan tetua desa menuangkan air dari sumur suci tujuh mata air ke dalam kendi yang sama.
Air Tirthayatra dan Chikemburan dicampur dalam kendi dan dikembalikan ke Situ Barong Dalem, tempat mereka bergabung dengan mata air Tirthayatra.
Pada masa wabah air di hulu Sungai Baron Dalem, air dari sumur suci Cikemburan diserahkan kepada tetua desa di depan Batu Kawin yang membatasi hulu. sungai.
Kemudian diawali dengan doa dan seruan Komat oleh para pemuka agama.
BACA JUGA:Tak Sekedar Merawat Gigi Jaman Dulu. Tradisi Nyirih yang Mulai Tergerus Kemajuan Jaman