Apresiasi Pemerintah Jaga Ketahanan Energi
Apresiasi Pemerintah Jaga Ketahanan Energi--Net
PEKANBARU – Upacara Hari Lahir Pancasila tingkat Nasional yang dihadiri Presiden Jokowi akan digelar di Lapangan Garuda Kompleks Pertamina Hulu Rokan (PHR), Kota Dumai, Sabtu (1/6).
Pihak Kementerian Sekretariat Negara menjelaskan bahwa dipilihnya Riau, salah satu provinsi penghasil migas, sebagai lokasi upacara untuk menunjukkan bahwa Indonesia serius melakukan upaya membangun ketahanan energi.
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional, karena energi menjadi salah satu sumber ketahanan nasional lainnya.
BACA JUGA:Bangun Pagaralam dengan Berazaskan Taqwa
“Membangun kedaulatan nasional, salah satunya melalui ketahanan energi nasional. karena energi menjadi sumber utama untuk membangun ketahanan nasional lainnya. Baik ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, termasuk ketahanan hankam,” tutur LaNyalla setiba di Pekanbaru, Jumat (31/5).
LaNyalla yang akan bertugas membaca teks naskah Pembukaan UUD 1945 pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Dumai, Sabtu, juga memberi apresiasi kepada Pertamina yang sukses melakukan transisi pengelolaan Blok Rokan dan Mahakam, dari perusahaan asing. Keberhasilan itu dapat disebut sebagai simbol kebangkitan energi nasional.
Dijelaskan LaNyalla, pada tahun 2050 sektor industri akan lebih mendominasi dibandingkan sektor lainnya.
BACA JUGA:Galakkan Gerakan Cinta Produk Indonesia
Dengan demikian, pangsa sektor industri menjadi 42 persen pada skenario bisnis normal, 40 persen pada skenario Pembangunan Berkelanjutan dan 37 persen pada skenario Rendah Karbon.
“Oleh karena itu, ia sependapat dengan analisa beberapa pakar ekonomi energi, jika Indonesia bisa memakai energi yang lebih murah sebagai pengganti BBM, maka pemerintah bisa hemat minimal Rp 100 triliun dalam satu tahun,” imbuhnya.
BACA JUGA:Dukung Kelompok Wanita Tani, Capai Tujuan Bersama
LaNyalla juga mendorong agar bangsa ini menguatkan komitmen untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Sebab, Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber EBT, namun pengembangannya masih terkesan sporadis dan tergantung kepada kepentingan politik. (net)