Program Komunitas untuk Penderita Diabetes Mellitus yang Lebih Sehat dan bugar

Nadya Umami Komalasari--pagaralampos

terapi aktivitas fungsional rekreasi yang cocok untuk komunitas penderita diabetes mellitus yaitu dengan Jalan kaki. Jalan kaki bentuk aktivitas fisik yang selalu dilakukan manusia dalam hidup sehari-hari. berjalan kakiadalah bentuk dari aktivitas fisik, karena jalan kaki merupakan struktur gerak yang dilakukan secara tersistematis dan fungsional dan merupakan bentuk latihan low impact6. latihan lowimpact adalah latihan yang tidak banyak gerak, sehingga memungkinkan mengurangi tekanan pada jaringan otot dan sendi7. jalan kaki juga salah satu latihan aerobik, yang mana latihan aerobik disarankan oleh American Diabetes Association 2010 dengan intensitas sedang yaitu 50 - 70% maximumheartrate.  Jika jalan kaki dilakukan dalam waktu 30 menit  dapatmembuat kadar glukosa dalam darah menurun. aktivitas fisik seperti jalan kaki sangat direkomendasikan untuk komunitasikarenanya praktis dan tidak membutuhkan biaya untuk sehat. pada penderita diabetes akan lebih nyaman jika melakukan kegiatan berjalan kaki bersama komunitasnya. 

sangat penting sebelum memulai program terapi aktivitas fungsional rekreasi untuk individu penderita diabetes mellitus sebaiknya berkonsultasi tentang kondisi kadar gula darah yang dapat berubah-ubah setiap harinya dengan tenaga kesehatan yang profesional untuk menyesuaikan program yang cocok dan keamanan pasien. maka tenaga kesehatan berperan dalam upaya mempertahankan status gula darah pasien sangat penting di sisi pengaturan medis dan pengaturan asupan kebutuhan pasien8.

BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

4. penelitian yang mendukung pada komunitas program untuk diabetes mellitus

banyak studi yang telah meneliti keefisienan pendidikan dalam sebuah kelompok. intervensidalam pendidikan kelompok bertujuanuntuk menyelesaikan masalah manajemen diri, membuat banyak pemikiran yang muncul serta bertukar cerita dan pengalaman, belajardalamberkomunikasisertamemberikan dukungan empati9. diukur dengan pendidikan secara perorangan, pendidikan dengan kelompok memberi manfaat lebih baik dalam kapasitas psikososial. adapun penelitian lain dalam bentuk program pendidikan kesehatan menggunakan kelompok dapat membuat meningkatnya status fisik maupun psikososial10. efek menunjukkan tingkat dukungan sosial berhubungan dengan peningkatan hasil klinis, penurunan gejala psikososial, dan adaptasi aktivitas gaya hidup yang bermanfaat11. 

BACA JUGA:Pagar Alam Wedding Expo 2024 Ditutup, Tingkatkan Minat dan Perekonomian

5. inovasi kegiatan dalam komunitas bagi penderita diabetes mellitus

inovasi kegiatan untuk komunitas penderita diabetes mellitus dengan cara menyelenggarakan program memasak sehat. program memasak sehat merupakan kegiatan demonstrasi komunitas secara rutin dengan memasak resep makanan rendah gula dan rendah karbohidrat bersama profesi kesehatan yang paham dibidang tersebut. program memasak sehat dapat membantu anggota komunitas belajar cara memasak makanan yang mendukung manajemen diabetes mereka. dengan program komunitas memasak sehat para penderita diabetes dapat mengetahui ide-ide masakan yang enak namun tetap aman bagi gula darah mereka. 

BACA JUGA:Tawarkan Menu Spesial di Bulan Ramadhan

kesimpulan

diabetes melitus sebuah penyakit kronis yang banyak diderita oleh penduduk di penjuru dunia termasuk indonesia. komunitas sangat penting untuk penderita diabetes melitus untuk mengendalikan penyakit untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. di dalam komunitas penderita diabetes berlatih keterampilan berkomunikasi dan memberikan dukungan sosial untuk sesama penderita. tidak hanya berlatih komunikasi dan memberikan dukungan sosial, komunitas juga dapat menjadi wadah untuk penderita diabetes berinovasi seperti melakukan program masak sehat.

BACA JUGA:Brasil Mempermalukan Inggris

daftar pustaka

1. IDF Diabetes Atlas: Global, regional andcountry-level diabetes prevalenceestimatesfor 2021 andprojectionsfor 2045 » Diabetes Indonesia (diabetes-indonesia.net)

2. Widiasari, K. R., Wijaya, I. M. K., & Suputra, P. A. (2021). Diabetes Melitus Tipe 2: Faktor Risiko, Diagnosis, Dan Tatalaksana. Ganesha Medicina, 1(2), 114-120.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan