Sejarah Pembangunan Gereja Katolik, Graha Maria Annai Velangkanni

Sejarah Pembangunan Gereja Katolik, Graha Maria Annai Velangkanni-Net-Net

Beliau memiliki sebuah visi untuk membuat Graha Maria menjadi sebuah tempat dimana semua orang dari berbagai ras dan Agama, kaya atau miskin dapat menyebutnya “rumah” untuk mencari kedamaian, pelipur lara, penyembuhan dan Tuhan.

Oleh sebab itu tidak ada simbol atau ciri khas Katolik yang terlihat secara eksternal.

BACA JUGA:Sahur Sehat dan Energik, 5 Menu Sahur Sehat yang Memberikan Energi dan Nutrisi Optimal

BACA JUGA:Dari Senja hingga Larut Malam, Menikmati 7 Tempat- Tempat Asyik untuk Ngabuburit di Jogja

Belakangan ini, dia menginginkan sebuah Gereja yang “unik”, di mana umat Katolik dapat memperkuat iman dan non-Katolik dapat mengalami dan belajar tentang Kepercayaan lain di lingkungan dimana iman mereka juga terwakili dalam fitur bangunan ini.

Desain Indo-Mughal membuat bangunan ini terlihat seperti Gereja, Kuil, dan Masjid sekaligus.

Graha Maria berusaha untuk mengajarkan manusia, kisah tentang sejarah keselamatan umat manusia, berdasarkan Alkitab dan ajaran-ajaran Gereja melalui format, simbol, ornament, pahatan dan lukisannya.

Tempat ini dianggap suci ini sebagai tempat dimana surga dan bumi bertemu dan dimana Tuhan Yang Maha Esa, Trinitas Iman Kristen ingin bertemu dengan manusia dengan niat baik untuk memberikan mereka rasa Ilahi.

BACA JUGA:Mengunjungi Masjid Puyang Awak Perdipe

BACA JUGA:Rekomendasi Wisata di Dumai Yang Paling Populer

Uskup Agung Medan kala itu, Mgr. AG Pius Datubara, OFMCap menunjukkan ketertarikannya yang kuat pada “rencana” tersebut dan dengan aktif mendorong Pastor James dengan visinya terhadap gereja.

Hal ini merupakan mimpi yang menjadi kenyataan dan juga sebuah keajaiban bahwa Graha Maria Annai Velangkanni dapat terselesaikan.

Tidak ada pendukung keuangan tetap, tidak ada panitia pembangunan untuk penggalangan dana, tidak ada perancang dan arsitek yang berkualitas, tidak ada kontraktor profesional dan tidak ada seniman professional untuk melukis dan memahat, kecuali seorang insinyur Katolik yang memiliki kualitas tinggi, yaitu Dr. Ir. Johannes Tarigan yang menawarkan jasanya secara cuma-cuma untuk mengerjakan struktur dan mengawasi pembangunan gedung.

Graha Maria Annai Velangkanni dibangun oleh para amatir dan mengandalkan dana dari para donatur.

BACA JUGA:Mengulik Jejak Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan