Mengulik Jejak Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa
Mengulik Jejak Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa-Net-Net
Kemudian, pada 1873 dibangun jaringan kereta api di Ambarawa oleh perusahaan kereta api swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Pembangunan tersebut merupakan syarat yang harus dipenuhi NISM guna mendapatkan izin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).
BACA JUGA:Mengenal 7 Tradisi Budaya Suku Besemah
BACA JUGA:Sistem Kasta! 7 Kebudayaan Terkenal di India
NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambarawa sepanjang 37 km guna keperluan militer.
Lalu, sebagai tempat pemberhentian akhir dibangun Stasiun Willem I (Stasiun Ambarawa).
Kuat dugaan, penamaan Willem I mengacu kepada Benteng Willem I yang berada tidak jauh dari stasiun.
Pada 1 Februari 1905 dilanjutkan pembangunan jalur kereta api ke Secang-Magelang yang terdapat jalur kereta khusus, rel bergerigi.
BACA JUGA:Pantangan Menikah Dengan Satu Marga! Mengulik 7 Fakta Kebudayaan Suku Batak
BACA JUGA:Ritual Pengorbanan Manusia Yang sangat Brutal! Ini 7 Fakta Mengerikan Suku Maya
Dua tahun berselang, bangunan Stasiun Ambarawa direnovasi dengan mengganti material yang semula berupa kayu dan bambu menjadi batu bata.
Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi militer di sekitar Jawa Tengah.
Setelah di non aktifkan tahun 1976, Stasiun Ambarawa dicanangkan sebagai Museum Kereta Api oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Supardjo Rustam.
Rencana ini bertujuan menyelamatkan tinggalan lokomotif uap serta sebagai salah satu daya tarik wisata di Jawa Tengah.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Suku Maya yang Hilang