Menggali Sejarah Suku Maya yang Hilang
Menggali Sejarah Suku Maya yang Hilang-Net-Net
Mulai sekitar tahun 250 M, peradaban Maya memasuki masa Klasik.
Yaitu masa ketika bangsa Maya membangun monumen-monumen besar dengan ukiran yang memuat tanggal-tanggal dari kalender Hitungan Panjang.
Pada masa ini, berbagai negara metropolitan bermunculan, dihubungkan oleh jaringan perdagangan yang kompleks.
Ada dua kota besar di dataran rendah Maya yang menjadi musuh bebuyutan: Tikal dan Calakmul.
Selama periode Klasik, kota Teotihuacan di Meksiko tengah juga ikut campur dalam politik dinasti peradaban Maya.
Namun, pada abad ke-9, terjadi keruntuhan peradaban Maya Klasik, kota-kota Maya ditinggalkan dan penduduknya berpindah ke utara.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Budaya Suku Batak
BACA JUGA:Manchester United, Bisa Ditinggal di Masa Depan Winger Muda Alejandro Garnacho
Kemudian, pada periode Pascaklasik, kota utara Chichen Itza mengalami kebangkitan, dan kerajaan Kiché di dataran tinggi Guatemala juga memperluas wilayahnya.
Kekaisaran Spanyol menjajah Mesoamerika pada abad ke-16, dan setelah penaklukan yang lama, Nojipetén, kota Maya terakhir, jatuh ke tangan Spanyol pada tahun 1697.
Pada zaman Klasik, kekuasaan ada di tangan raja-raja yang memerintah di negara kotanya masing-masing dengan konsep "raja dewata" yang bertindak sebagai penengah antara dunia nyata dengan dunia gaib.
Jabatan raja diturunkan secara patrilineal kepada anak laki-laki sulung.
BACA JUGA: Hadapi 2 Lawan Tanpa Lionel Messi, Timnas Argentina di FIFA Matchday