Angka Digital
Disway--Disway
BACA JUGA:Konsisten Produksi Kopi Petik Merah Berkualitas
Pembagian tugas di KPPS luar negeri rupanya beda. Di Mojokerto dasarnya musyawarah. Di antara tujuh anggota KPPS itu sendiri yang bermusyawarah: siapa juru fotonya, penulis angkanya, penunggu kotak suara, dan yang di bagian pendaftaran pemilih. Di Riyadh, ketika SK KPPS diterima sudah berikut ''siapa bertugas jadi apa''.
Dhina bertugas sebagai juru foto dan unggah foto. Untuk penulis angkanya disepakati: Bu Ummah. Dia seorang guru. Tulisannya rapi dan baik.
Bagaimana kalau menuliskannya salah? Bisa di tipe-ex. Lalu diulangi. Yang seperti itu sering terjadi. Baik karena salah angka maupun salah bentuk. Semua disaksikan oleh anggota KPPS maupun saksi-saksi dari partai dan pengawas Pemilu.
Setelah pengisian lembaran rekap itu selesai para saksi memeriksa. Dicocokkan dengan hasil penghitungan suara. Kalau ada kesalahan diubah. Kalau sudah pas semua membubuhkan tanda tangan.
BACA JUGA:Ciptakan Lingkungan Hukum yang Kondusif
Begitu semua saksi tanda tangan, itulah momentum yang paling membahagiakan anggota KPPS. Ada yang tepuk tangan. Satu tahap penghitungan selesai. Tinggal juru foto sekaligus upload yang belum selesai bertugas.
Di dalam negeri, itu baru kebahagiaan tahap satu. Masih ada proses penghitungan suara kotak satunya lagi. Di luar negeri hanya ada satu kotak suara: untuk Pilpres. Di dalam negeri masih ada tiga kotak lagi. Tiga? Empat! Masih ada empat kotak lagi: DPRD kab/kota, DPRD provinsi, DPR, dan DPD.
Masuk perekapan kotak kedua hari sudah senja. Sudah mulai gelap. Apalagi kotak ketiga dan keempat.
Itu tantangan tersendiri bagi petugas foto seperti Dhina: pencahayaan.
BACA JUGA:Ciptakan Lingkungan Hukum yang Kondusif
Dhina tidak menemukan kesulitan. TPS-nyi di sebuah gedung yang penerangannya cukup.
Di Riyadh TPS-nya di luar gedung. Sampai perlu bantuan lampu sorot dari kedutaan.
Cara motretnya yang beda-beda. Ada yang lembaran rekap itu ditempel didinding: lalu difoto. Itu dilakukan di Riyadh.
Ada juga yang memilih kertas lembaran itu dihampar di lantai. Lalu difoto dari atas. Itulah yang dilakukan Dhina di Mojokerto.