Bukit Barisan Sumatera Selatan

Bukit Barisan Sumatera Selatan -foto:net-net

BACA JUGA:Film The Raid Redemption, Serbuan Polisi Berakhir Bencana!

Manusia yang datang dan menetap di sekitar pegunungan di Bukit Barisan melahirkan budaya atau tradisi yang nilainya sama terhadap satwa, tanah, dan air. Hal ini terbaca sejak ribuan tahun lalu.

Jejak Peradaban megalitikum yang berkembang sekitar 2000-3000 tahun lalu banyak ditemukan di sekitar gunung tinggi di Sumatera, baik di kaki maupun lembah.

Mulai dari Gunung Kerinci, Gunung Leuser, Gunung Dempo, Gunung Bandahara, Gunung Talamau, Gunung Marapi, Gunung Geureudong, Gunung Singgalang, Gunung Perkison, dan Gunung Talang.

Gunung Dempo, berdasarkan peninggalan yang masih ada pada saat ini, dinilai sebagai puncak peradaban megalitikum Bukit Barisan.

BACA JUGA:Film Merantau, Kisah Bergenre Aksi Laga Menegangkan

Dari artefak, seperti menhir dan patung, ditemukan rupa atau simbol yang menandakan alam semesta sebagai sumber pengetahuan/penanda hubungan harmonis manusia dengan alam semesta, yang diwakilkan flora dan fauna.

Kedatuan Sriwijaya, dua tahun dideklarasikan di Palembang, meletakkan hubungan harmonis manusia dengan alam semesta, sebagai dasar visi pemerintahannya melalui Prasasti Talang Tuwo.

BACA JUGA:Film Merantau, Kisah Bergenre Aksi Laga Menegangkan

Selanjutnya, pada semua suku yang hidup di sekitar 10 gunung tersebut, khususnya di sekitar Gunung Kerinci, Gunung Leuser, Gunung Dempo, Gunung Talamau dan Gunung Merapi, lahirlah pembauran manusia dengan alam yang disimbolkan manusia-harimau.

Manusia harimau diyakini hidup di Aceh, Tapanuli, Minangkabau, Kerinci hingga Dempo.

Di Kerinci manusia harimau disebut cindaku, sementara di Dempo disebut masumai.

BACA JUGA:Film Ayat-Ayat Cinta 2 , Ketika Cinta Mengalahkan Ketakutan

Hubungan manusia dengan harimau ini juga melahirkan ilmu bela diri silat.

Bagi masyarakat Minangkabau, jurus harimau merupakan silat tua.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan