Sejarah Perang Jawa, 1741 - 1743
-FOTO : Net-
Meskipun sebagian berhasil melarikan diri, sebagian lainnya terjebak di wilayah ini, menciptakan dilema yang memicu perkembangan konflik lebih lanjut.
BACA JUGA:Drama Korea Dark Hole, Investasi di Kota Mati
Peristiwa Kunci dalam Perang Jawa
Perang Jawa benar-benar meletus pada tahun 1741 ketika konflik di Batavia memicu gelombang perlawanan di Jawa Tengah dan Timur.
Sunan Mataram Pakono, pemimpin lokal, memilih mendukung pemberontak Tionghoa sambil berpura-pura membantu Belanda.
Pada 1 Februari 1741, pertempuran pertama pecah di Pati, dan konflik segera menyebar ke seluruh Jawa Tengah.
Orang Jawa setempat turut membantu para pemberontak Tionghoa sambil berpura-pura melawan mereka, sehingga menimbulkan kebingungan di antara pasukan Belanda.
BACA JUGA:AC Milan Akhirnya Meraih Kemenangan Pertama Liga Champions
Selama pertempuran, tentara gabungan Tionghoa dan Jawa berhasil mendekati kota Semarang.
Namun, situasi menjadi semakin tidak stabil secara mental bagi para pemberontak Tionghoa setelah merebut kota-kota seperti Rembang, Tanjung, dan Jepara.
Pada Juni 1741, mereka mengepung kota Semarang.
Pngeran Cakraningrat 4 dari Madura, yang awalnya mendukung Belanda, akhirnya bergabung dalam pertempuran untuk membantu Belanda.
BACA JUGA:Film Train to Busan, Serangan Zombie di Kereta Api
Dengan kejam, ia membantai semua orang Tionghoa yang dapat ia temui dan berhasil memadamkan pemberontakan di Jawa Timur.
Ketika Belanda melancarkan kampanye militer pada tahun 1742, pihak lain dalam Perang Jawa ingin melanjutkan perang.