Jembatan Putranto
Disway--Pagaralam Pos
Oleh: Dahlan Iskan
Lengser dari jabatan kepala staf presiden, tidak membuat Letjen Purn A.M. Putranto kekurangan pengabdian. Ia masih jadi ketua dewan pembina Vertical Rescue Indonesia.
Targetnya: membangun 1000 jembatan gantung di seluruh Indonesia.
Jembatan yang ke-221 ia resmikan Rabu kemarin. Di kota Malang. Saya ikut menyaksikannya.
Kota Malang perlu jembatan gantung?
Begitulah. Ada sungai Bangau yang melintas pinggiran kota Malang. Curam sekali. Siswa SMP di sisi timur harus memutar empat kilometer. Gedung SMP-nya di barat sungai.
BACA JUGA:Atletik Pagar Alam Tampil Gemilang di Porprov XV Sumsel
Lokasi ini indah dan teduh. Di kanan kiri sungai tumbuh berbagai jenis bambu yang rindang: petung, apus dan bambu ori. Jembatan gantung itu sendiri dibangun di sela-sela rumpun bambu.
Yang membangun jembatan ini adalah Vertical Rescue Indonesia (VRI). Aslinya VRI adalah paguyuban panjat tebing. Komandannya pemuda dari Bandung. Alumnus Unpad: Tedi Ixdiana. Itu tidak salah tulis. Ia sendiri tidak tahu kenapa orang Sunda pakai nama Ixdiana.
Ide membangun jembatan gantung itu dari kegiatan panjat tebingnya di pegunungan Cartenz, Puncak Jaya, Papua. Gunung tertinggi di Indonesia. Di ketinggian 4.000 meter terdapat jurang yang dalam. Banyak kecelakaan di situ. Maka VRI membangun jembatan gantung di situ.
Tedi memang seorang pemanjat tebing sejati. Sejak SD. Teknik-teknik panjat tebing ia kuasai. Teknik pembuatan jembatan gantung itu pun sepenuhnya menggunakan teknik panjat tebing. Tidak pakai alat berat. Tidak pakai tangga atau pun scaffolding. Tidak pakai semen.
Misalnya yang di Malang itu. Kekuatan bentangnya ada pada batu dan baja sling. Diperlukan delapan batu yang besarnya masing-masing seberat satu ton. Empat ditanam di sisi kanan sungai. Empat di sisi kiri.
BACA JUGA:POBSI Pagar Alam Targetkan 3 Emas di Porprov Sumsel 2025
Batu itu diambil dari sungai itu sendiri. Menaikkannya pun tidak pakai alat berat. Pakai teknik panjat tebing.