Berlebihan Pamer Di Sosmed, Bisa Jadi Sedang Tidak Bahagia di Dunia Nyata

Kebiasaan suka pamer di sosmed petanda individu tidak bahagaia--Net

KORANPAGARALAMPOS.COM - Dari perspektif psikologi, perilaku narsistik serta kecenderungan untuk memamerkan diri oleh beberapa pakar dianggap sebagai salah satu gangguan mental dan kepribadian di mana individu yang mengalami ingin mendapatkan perhatian utama, contohnya seperti yang terlihat pada para penggemar selfie.

Dengan begitu, aktivitas selfie, pamer, dan posting sering kali dilakukan secara berulang.

Orang-orang yang hobi menunjukkan barang tertentu biasanya adalah mereka yang baru merasakan kebahagiaan memiliki barang tersebut.

Seseorang yang baru saja membeli mobil, misalnya, ingin menunjukkan pencapaiannya dan ingin diakui oleh orang lain.

BACA JUGA:Praktek Psikologi Klinis Widya Putri Antika S.Psi., M.Psi Resmi Dibuka

BACA JUGA:Menegangkan! Yuk intip Sinopsis Run Rabbit Run, Film Horor Psikologis

Ini berbeda dengan orang yang sudah lama memiliki mobil dalam jumlah banyak; mereka sudah diketahui oleh orang lain sehingga tidak merasa butuh pengakuan tersebut lagi.

Sebaliknya, kebiasaan pamer dan aktif posting di media sosial bisa menjadi indikasi bahwa kehidupan nyata mereka kurang membahagiakan, di dunia nyata individu tersebut tidak mendapatkan apresiasi, mereka mencari pengakuan itu di dunia maya.

Dalam kehidupan sehari-hari, jika individu merasa tidak puas dalam berinteraksi dengan orang-orang terdekat seperti pasangan, anak, atau teman, maka mereka akan beralih ke dunia maya sebagai bentuk pelarian.

Oleh karena itu, individu yang mendapatkan banyak kebahagiaan di dunia nyata cenderung tidak merasa perlu untuk memamerkan diri di internet.

BACA JUGA:3 Kata Ini Menunjukkan Kamu Memiliki Mental Kuat Menurut Ahli Psikologi

BACA JUGA:Apa yang Harus Dilakukan Jika Depresi? Ini Dia 5 Cara Mengatasinya Menurut Psikologi Bagi Kesehatan!

Untuk mencapai keadaan bahagia, ada empat hormon yang perlu diaktifkan, salah satunya adalah dopamin yang berfungsi mendorong langkah positif menuju pencapaian yang diinginkan dalam hidup.

Hormon berikutnya yang dapat meningkatkan kebahagiaan adalah oksitosin, yang berperan dalam memunculkan cinta, kasih sayang, empati, dan penerimaan yang tulus.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan