RAT 787
RAT 787--Tomy
Dalam kasus Air India, RAT itu pun tidak mampu menolong kejatuhan pesawat: menimpa gedung pendidikan dokter.
Dari total 260 yang meninggal 18 di antaranya yang berada di gedung itu.
Penumpang dan seluruh awaknya sendiri hanya 243 –semua meninggal kecuali satu penumpang ajaib berumur 40 tahun yang duduk di kursi nomor 11A.
BACA JUGA:PT Pegadaian Menyalurkan Kurban Sapi Senilai 35 Juta Di Kota Pagaralam
Kursi itu tepat menempel di pintu darurat. Saat pesawat menimpa gedung, pintu daruratnya membuka.
Penduduk Leicester, Inggris, yang baru menengok kampung leluhurnya di India itu meloncat lewat pintu itu dan lari di dekat api yang mulai membakar lokasi.
Saudara kandungnya –dapat tempat duduk terpisah jauh– ikut tewas.
Penumpang ajaib itu tercatat sebagai orang nomor tiga satu-satunya penumpang hidup dalam kecelakaan pesawat. Yang pertama, Juliane Koepcke. Gadis 17 tahun.
BACA JUGA:Personel Polres Pagaralam Ziarah ke TMP Ksetra Satria Seganti
Saat dia terjerembab ke bumi masih terikat sabuk pengaman di kursinyi. Itu kecelakaan pesawat tahun 1971. Selebihnya, 90 orang penumpang tewas.
Saat itu pesawat berada di ketinggian 3 km. Petir menyambarnya –saat itu teknologi antipetir pesawat belum secanggih sekarang. Pesawat meledak di udara.
Juliane terpental bersama kursinyi. Dia jatuh dari ketinggian 3 km bersama kursinyi. Kursi itu telah jadi semacam payung bagi penerjun bebas.
BACA JUGA:BSI Serahkan Bantuan 1 Unit Sepeda Motor ke Baznas Kota Pagaralam
Yang kedua, Cecelia Cechan. Dia anak kecil berumur empat tahun. Dia luka parah tapi hidup. Yang membuat Cechan selamat adalah karena Cechan dalam posisi dipeluk sangat erat oleh ibunyi.
Sang ibu tewas bersama 154 orang penumpang.