Zohran Mamdani

Disway--Pagaralam Pos

Dua orang tua Mamdani sudah meninggalkan India jauh sebelum peristiwa itu. Ayah ibunya menjadi orang terpandang di Uganda. Sang ayah menjadi intelektual terkemuka dunia berwarga negara Uganda. Ibundanya jadi aktivis perfilman.

Dari Uganda sang ayah kuliah di Pittsburgh Amerika Serikat. Maka hubungan keluarga ini dengan Amerika sudah begitu panjang. Bahkan sang ayah pernah mengajar di Universitas Michigan.

Mamdani sangat muda: 33 tahun. Ganteng. Brewokan tipis. Maka orang New York lagi demam Mamdani.

BACA JUGA:Semangat Tak Goyah, Mahasiswa Prodi Manajemen Jalani Sidang Skripsi

Soal keislamannya orang New York tidak peduli. Memang Mamdani sering dopojokkan dengan isu teroris, ekstrimis, pro Palestina dan sebangsanya. Tapi orang New York melihat Mamdani tidak lebih dari tokoh muda liberal. Pro LGBT. Ia "sangat Amerika".

Tentu dunia Islam gegap gempita. Setelah London  wali kotanya Muslim, giliran New York --kalau jadi. Apalagi kalangan Islam Syi'ah: begitu bangga dengan Mamdani--diberi julukan "tokoh muda Syi'ah".

Mamdani sudah Syi'ah sejak dari ayahnya. Ia bukan Syi'ah yang datang dari Iran. Kini ada sekitar 20.000 orang Syi'ah di New York --mereka membangun sekitar 10 masjid di sana. Tapi Syi'ah mereka adalah Syi'ah dari Iran. Banyak imigran Iran ke Amerika, terutama sejak terjadi revolusi Islamnya Ayatullah Imam Khomeini.

Ayah Mamdani datang ke Amerika sangat khusus: kewarganegaraan Ugandanya dicabut! Yang mencabut adalah pemerintah Uganda saat itu. Ayah Mamdani dianggap terlalu kritis pada pemerintah.

BACA JUGA:Reaksi Berkelas Gerald Vanenburg Timnas Indonesia U 23 Dijagokan Juara Piala AFF U 23 2025

Dunia membelanya. Termasuk Amerika. Maka jadilah Ayah Mamdani warga negara Amerika.

Kini giliran anaknya terancam dicabut kewarganegaraan Amerikanya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan