Kigali, Korban Keganasan Tragedi Genosida Menjadi Kota Terbersih dan Teraman di Afrika
Kigali, Korban Keganasan Tragedi Genosida Menjadi Kota Terbersih dan Teraman di Afrika-pagaralampos-kolase
KORANPAGARALAMPOS.COM - Di tengah pemandangan bergelombang Rwanda yang dijuluki "Negeri Seribu Bukit", berdiri ibu kota Kigali kota yang pernah mengalami dan menjadi saksi kelam genosida 1994, kini berubah menjadi simbol kebangkitan dan peradaban yang modern di benua Afrika.
Dalam kurun waktu kurang dari tiga dekade, Kigali bertransformasi menjadi kota terbersih dan teraman di benua tersebut, sekaligus menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Sejarah Kigali tak bisa dilepaskan dari luka dalam sejarah Rwanda.
BACA JUGA:5 Skandal Korupsi Terbesar yang Disorot Dunia
Didirikan pada 1907 oleh otoritas kolonial Jerman, kota ini semula hanyalah pusat administrasi kecil.
Namun setelah Rwanda merdeka dari Belgia pada 1962, Kigali diangkat menjadi ibu kota negara.
Kota ini pun dulu menjadi target dari tragedi kemanusiaan terburuk pada abad ke-20 yaitu Genosida Rwanda pada 1994dalam waktu 100 hari telah menewaskan lebih dari 800.000 jiwa.
Sekarang Kota Ini telah menjelma menjadi kota yang berkembang pesat.
BACA JUGA:Rahasia Hidup Sehat & Berkualitas ala Leluhur, Warisan Bijak dari Prof. Nyoman Kertia
Pasca tragedi tersebut, Rwanda, di bawah kepemimpinan Paul Kagame dan pemerintahan persatuan nasional, melakukan perubahan besar-besaran.
Pemerintah menghapus identitas etnis dari dokumen resmi, membentuk sistem rekonsiliasi berbasis hukum adat “Gacaca”, serta mempercepat pembangunan infrastruktur dan institusi.
Kigali menjadi salah satu titik fokus utama transformasi ini.
Salah satu kebijakan paling ikonik adalah program "Umuganda", yakni gotong royong nasional wajib setiap bulan yang melibatkan seluruh warga kota dalam membersihkan lingkungan.