Bulgalbi Ortodok
Disway--Pagaralam Pos
Dari masjid, saya minta diantar ke gereja Ortodok terbesar di Makelle. Jaraknya lima menit perjalanan mobil.
BACA JUGA:Samsung Turunkan Target Produksi Smartphone Tri-Fold, Tantangan Desain Jadi Kendala
Dari jauh bangunan itu saya kira masjid. Berkubah-kubah. Gerbangnya lengkung-lengkung seperti Islami. Itulah gereja Kristen Ortodok terbesar di Makelle.
Jalan masuknya masih tanah. Tanah kering. Halamannya juga masih tanah. Gerbang itu belum sepenuhnya jadi. Baru sepertiga jadi. Kelihatan sekali: pendanaannya seret.
Semua pintunya terkunci. Saya putari gereja itu. Siapa tahu ada pintu belakang yang terbuka. Tidak ada.
Beberapa wanita duduk tafakur di dekat salah satu pintu gereja. Lalu ada lelaki bersurban mirip pakaian seorang ulama Islam. Ia duduk di kursi menghadap dinding. Ia seperti bicara dengan dinding. Di belakang ulama itu ada tirai. Kain kuning. Seperti melindungi privasinya.
BACA JUGA:Smartphone Tri-Fold Samsung Belum Akan Meluncur Dalam Waktu Dekat
Saya mendekat. Ternyata ia membaca kitab. Mungkin injil. Ukuran kecil. Tidak sampai selebar telapak tangan. Khusuk sekali. Tidak menghiraukan kedatangan saya. Mengabaikan gerakan saya memotretnya. (Lihat foto).
Saya gagal masuk gereja itu.
"Kita pergi makan siang," kata saya kepada sopir.
"Masakan apa?”.
"Resto terbaiknya orang Ortodok".
BACA JUGA:Hidangan Khas Gorontalo, Enak Dan Bikin Nagih?
Saya ingin tahu budaya mereka. Saya mendengar kerukunan agama di Ethiopia baik. Beda agama tidak sepenting beda suku. Yang lebih penting: suku dan bahasanya sama.
Tapi soal makanan sangat sensitif. Seperti di Pontianak (Disway 11 Desember 2022). Orang Islam di Ethiopia tidak mau makanan orang Kristen Ortodok. Takut tidak disembelih secara syariah.