Pakan eGibran

Disway--Pagaralam Pos

Oleh: Dahlan Iskan

Mungkin Gibran tidak berniat menipu. Apalagi nilainya sampai Rp 9,7 triliun.

Agar tidak jumbuh dengan nama Gibran yang lain saya menuliskannya dengan nama belakangnya saja: Huzaifah. Nama Gibran yang satu ini lengkapnya memang Gibran Huzaifah.

Anda sudah tahu: Huzaifah adalah pendiri dan penggagas unicorn yang awalnya dianggap superkeren. Yakni eFishery.

Lewat rintisannya itu para petambak ikan dan udang terbantukan banyak: tidak perlu punya banyak tenaga kerja. Yang lebih penting lagi bisa hemat pakan yang kian hari kian mahal.

BACA JUGA:Indra Sjafri Bocorkan Cara Menyeleksi 23 Pemain Timnas U-20 Indonesia

Caranya: makanan ikan/udang tidak perlu ditabur pakai tangan karyawan. Diganti oleh tangan mesin yang ditempatkan di pinggir tambak.

Mesin itu diprogram secara digital. Dihubungkan pula ke handphone. Bisa dibuat otomatis. Bisa disetel jam berapa waktunya menyemprotkan makanan. Tiap menaburkan bisa dipastikan berapa banyak jumlahnya.

Ternyata tambak udang, milik seseorang yang Anda sudah kenal ini, juga pernah menggunakan mesin pakan milik eFishery. Beberapa tahun lalu. Selama sekitar satu tahun.

Lalu tidak lagi.

BACA JUGA:Kebugaran Jasmani Jajaran Polres Pagar Alam Diuji

Saya tidak pernah bertanya kenapa tidak lagi. Bahkan tidak tahu kalau pernah pakai itu. Melihat tambak itu pun belum tentu setahun sekali. Rasanya selama 10 tahun terakhir baru empat kali ke sana.

Para petambak tidak perlu membeli alat itu. Cukup sewa bulanan ke eFishery. Sewanya pun --secara teori– bisa dibayar dari hasil penghematan pakan ikan/udang. Tentu konsep ini sangat menarik –kalau benar bisa menghemat.

Nama Huzaifah pun meroket. Tinggi sekali. Ia lulusan ITB angkatan 2007. ITB pun sangat bangga. Apalagi Huzaifah berhasil dipercaya investor. Termasuk investor asing kelas berat. Uang senilai Rp 9,7 triliun pun masuk ke perusahaan itu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan