Hiperbolis Trump, Picu Konflik

Hiperbolis Trump, Picu Konflik--Net

Substansi penyelesaian Gaza, dan Palestina, terletak pada solusi dua negara. Pemerintahan Presiden Joe Biden (sebelum Trump) acap menyebut, solusi dua negara.

Kembali ke perbatasan sebelum perang 1967. Di mana, Jalur Gaza (Gaza Straits) dan Tepi Barat (West Bank), merupakan wilayah Palestina. Dengan Yerusalem Timur (Masjid Al Aqsa) sebagai ibukota Palestina.

Dua grafik linear, Gaza dan Tepi Barat inilah yang tidak pernah disentuh oleh para "jawara" dunia, terutama AS. 

BACA JUGA:Berikan 2 Assist Gemilang

Sehingga, pemindahan warga Gaza ke luar Gaza dengan dalih apa pun. Sama saja ingin memantik kembali "bara api" fundamental, dengan apa yang disebut Barat dalam label "teroris". 

Apakah bangsa yang menuntut kemerdekaan dan meminta kembali haknya bisa disebut "teroris"?

"Road map" Timur Tengah (Timteng), dengan statemen Presiden AS Donald Trump. Bisa memetamorfosis geopolitik kawasan. 

Kunjungan Pemimpin Suriah Ahmed Al-Sharaa ke Arab Saudi. Akan menjadi jembatan kokoh, kembalinya negara-negara fundamental ke dalam garis persatuan Arab (Pan Arab).

BACA JUGA:Hoby Tunjukan Sikap Terpuji

Arab Saudi beberapa waktu lalu, atas prakarsa China, telah berbaikan dengan Iran. Sekarang, Suriah yang juga "setali tiga uang" dengan Iran merapat ke Arab Saudi.

Yang terbaca dari ini semua. Garis politik Donald Trump, sangat mengkhawatirkan dan berbahaya bagi Liga Arab.

Bisa saja, pola "lateral" Donald Trump, nantinya menyasar pada negara-negara Arab lain, demi kepentingan Israel.

Meminta Yordania dan Mesir untuk menerima jutaan rakyat Gaza. Sama dengan "pressure" yang bersipat 'pre-eliminary', sebelum "pressure" yang lebih keras terjadi.

BACA JUGA:Truk Pengangkut Sembako Terguling di Liku Lematang

Hiperbolis seperti ini menjadikan dua kerucut (Liga Arab) dan AS (baca: Israel) akan saling berhadapan di kemudian hari.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan