Bikin Penasaran Bukan? Candi Gedong Songo Wisata Sejarah Dengan Panorama Alam yang Menakjubkan
Bikin Penasaran Bukan? Candi Gedong Songo Wisata Sejarah Dengan Panorama Alam yang Menakjubkan-kolase by pagaralampos-pagaralampos
KORANPAGARALAMPOS.CO- Candi Gedong Songo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Semarang
yang menawarkan kombinasi sempurna antara keindahan alam dan nilai sejarah.
Terletak di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, kompleks candi ini dikenal sebagai salah satu peninggalan Hindu tertua di Indonesia.
Nama "Gedong Songo" sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang berarti "sembilan bangunan," mengacu pada jumlah candi yang tersebar di kawasan ini.
BACA JUGA:Mengapa Brown Canyon Semarang Semakin Populer? Ini Alasan dan Daya Tariknya Yuk Cek!
Dengan ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, lokasi ini menawarkan udara sejuk dan panorama alam yang menakjubkan,
menjadikannya tempat yang cocok untuk wisatawan yang ingin menikmati suasana pegunungan sambil menyaksikan peninggalan sejarah yang berharga. Sejarah Candi Gedong Songo tidak lepas dari kejayaan agama Hindu di tanah Jawa.
Diperkirakan, candi ini dibangun pada abad ke-8 pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra, bersamaan dengan pembangunan beberapa candi Hindu lainnya seperti Candi Dieng di Wonosobo.
Kompleks ini diduga merupakan tempat pemujaan bagi Dewa Siwa, yang terlihat dari relief dan arca yang ditemukan di sekitar candi.
BACA JUGA:Lagi Liburan Keluarga? Saloka Theme Park Destinasi Wisata Seru Untuk Liburan Keluarga di Jawa Tengah
Dengan arsitektur khas Hindu dan struktur bangunan yang masih bertahan hingga kini, Candi Gedong Songo menjadi bukti kejayaan peradaban masa lampau yang tetap lestari di tengah zaman modern.
Daya tarik utama Candi Gedong Songo bukan hanya terletak pada nilai sejarahnya, tetapi juga keindahan alam yang mengelilinginya.
Pengunjung yang datang ke sini akan disambut dengan udara segar khas pegunungan dan pemandangan hamparan bukit hijau yang memanjakan mata.