Chery Siap Bangun Pabrik Mandiri di Indonesia, Ini Penjelasan Lengkapnya!

KORANPAGARALAMPOS.CO - PT Chery Sales Indonesia (CSI) memastikan rencana pembangunan pabrik mandiri di Indonesia sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat daya saing dalam industri otomotif nasional.

Langkah ini menanggapi arahan Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza, yang menekankan pentingnya investasi pabrik mandiri guna mendukung pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

Komitmen Chery Terhadap Industri Otomotif Indonesia

Dalam kunjungannya ke fasilitas manufaktur PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (7/1/2025), Faisol Riza mendorong Chery untuk mempercepat pembangunan pabrik mandiri di Indonesia.

BACA JUGA:Biar Awet, Ini Dia Cara Menghindari Kerusakan Baterai Mobil Listrik Saat Mengecas!

“Pembangunan pabrik mandiri akan memberikan dampak positif yang signifikan. Tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar ekspor, tetapi juga membuka lapangan kerja baru serta mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Head of Brand Department CSI, Rifkie Setiawan, mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik telah menjadi bagian dari rencana Chery sejak awal masuk ke pasar Indonesia.

“Kami akan mengikuti arahan pemerintah, dan ini memang sudah menjadi rencana Chery,” kata Rifkie kepada Kompas.com pada Kamis (9/1/2025).

Pabrik Mandiri: Strategi Jangka Panjang Chery

BACA JUGA:Posisi Tuas Transmisi Mobil Matik Yang Benar Saat Berhenti di Lampu Merah di D atau N? Ini Penjelasannya!

Saat ini, Chery masih bekerja sama dengan HIM untuk memproduksi mobil secara Completely Knocked Down (CKD), dengan kapasitas produksi mencapai 10.000 unit per tahun.

Model yang dirakit di fasilitas ini meliputi Tiggo 7, Tiggo 8, Omoda 5, Omoda E5, hingga SUV listrik terbaru Chery iCAR 03 (J6).

Namun, untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, Chery telah memasukkan pembangunan pabrik mandiri sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

Sales Director PT CSI, Budi Darmawan, menegaskan bahwa investasi ini tidak hanya mencakup perakitan kendaraan, tetapi juga pengembangan rantai pasokan dan infrastruktur pendukung.