Uang Suara
Disway--Disway
Lokasi persis pembuatannya adalah di lantai tiga gedung perpustakaan itu. Bagi Anda yang pernah ke UIN letak perpustakaan itu sendiri dekat fakultas Adab yang AI pernah jadi wakil dekannya.
BACA JUGA:Berikan Manfaat Kepada Masyarakat Lewat Program Kerja
Nama perpustakaan ini: Perpustakaan Maulana Syekh Yusuf, nama ulama terkemuka Makassar yang berdakwah sampai Afrika Selatan --wafat di sana.
Di lantai tiga perpustakaan itulah mesin cetak uang palsu itu dipasang. Di berita media disebutkan: mesin itu canggih sekali. Buatan Tiongkok. Seharga Rp 600 juta.
Setelah saya lihat fotonya, ternyata itu mesin cetak offset biasa. Bahkan bukan mesin yang mahal. Di dunia percetakan itu tergolong mesin murahan. Mereknya pun tidak terkenal sama sekali: GM. Serinya 25711NP-2S.
Itu juga bukan mesin yang lengkap. Kalau saya lihat fotonya, mesin itu hanya bisa untuk mencetak dua warna. Tidak cocok untuk mencetak yang.
BACA JUGA:Cegah Stunting Dengan Gemar Makan Ikan
Berarti, kalau untuk mencetak empat warna, harus ”naik mesin” dua kali. Cetak dulu dua warna. Lalu mesinnya dicuci. Bak tinta dua warna dibersihkan. Diisi dua warna lainnya.
Padahal mesin empat warna pun belum cocok untuk mencetak uang --apalagi dua warna.
Berarti penggunaan mesin dua warna ini sungguh amatiran. Seandainya ia terpilih jadi bupati pun rasanya juga akan jadi bupati yang amatiran.
Untuk mencetak uang, mesin yang harus digunakan tidak hanya empat warna. Harus enam warna.
BACA JUGA:Kembuhung, Makanan Hasil Fermentasi Khas Suku Semende yang Bikin Nagih!
Tidak banyak perusahaan yang punya mesin cetak enam warna. Harus kelas Peruri (percetakan uang negara), atau perusahaan sekelas Gudang Garam dan Djarum. Harga mesinnya di atas Rp 100 miliar.
Maka dengan mesin seharga Rp 600 juta, pastilah hasil cetakan uang di UIN itu sangat mudah diketahui palsunya.
Dengan mesin dua warna pasti pula banyak sekali ”uang rusak” dihasilkan oleh mesin itu. Yakni uang yang gambar dan warnanya tidak menyatu. Jadi sampah. Sampah uang. Entah di mana sampah uang itu sekarang. Mungkin selalu dibakar.