'Perekayasa' Bernama Yeom Ki-hun

'Perekayasa' Bernama Yeom Ki-hun--Net

Kisah Jonathan Livingstone Seagull, se-ekor Burung Camar yang ditulis Richard Bach (1970), menginspirasi kita. Jonathan merasa bosan karena harus berebut makanan setiap hari. Beramai-ramai, dan menjadi kehidupan berlabel rata-rata (anak bawang) . 

Indonesia, di bawah Shin Tae Yong (STY) dan Yeom Ki-hun, bukan lagi bermain rata-rata (average). Asal bermain. Bukan lagi anak bawang, yang  sudah senang sekadar ikut tanding. Bukan lagi tim yang terus menjadi semifinalis, atau cukup menjadi finalis saja.

Jonathan Livingstone Seagull (burung Camar),  ingin mempelajari segala hal, sehingga bisa terbang lebih tinggi lagi. Bukan terbang rendah semata, di bawah awan. 

BACA JUGA:Serap Aspirasi Masyarakat, Rumuskan Program Pembangunan

Timnas Indonesia sebagai analogi Jonathan Livingstone,  terus mengasah ketajaman. Tak ingin hanya "terbang" di ASEAN. Ingin merengkuh satu dari 48 kontestan Piala Dunia 2026 (AS, Kanada, Meksiko).

Apa yang diperlihatkan pelatih 'striker' Yeom Ki-hun saat Indonesia versus Arab Saudi di "matchday" ke-6 (November) lalu, adalah buah. Buah yang ditanam dari kegagalan demi kegagalan dalam "finishing". Kegagalan yang membuat publik penonton 'gregetan'.

Meski masih panjang dan "berangin". "The Long and Winding Road" (1970), kata The Beatles. Namun, dua "matchday" di "home", dan dua lagi "away", tak muluk-muluk. Rangking 4, untuk memperpanjang 'asa' di putaran ke-4. Rasanya, bukan mimpi. Bukan khayalan.

Yeom Ki-hun, akan menambah "textbook"nya sebagai raja "assist" kepada Raffael Struick dan Marselino Ferdinand, di "matchday" ke-7 dan 8, Maret mendatang.

Timnas Indonesia, akan semakin tajam dan terasah. *(Sabpri Piliang).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan