Insinyur Jepang Kaget Saat Bongkar Mobil BYD, Ternyata Ini Penyebabnya!

Insinyur Jepang Kaget Saat Bongkar Mobil BYD, Ternyata Ini Penyebabnya!--foto: kolase pagaralampos.co

KORANPAGARALAMPOS.CO - Di tengah persaingan industri otomotif global, Jepang terkejut dengan efisiensi dan biaya produksi yang ditawarkan oleh produsen mobil listrik China, BYD.

Dalam sebuah seminar di Jepang, ketika para insinyur membongkar SUV listrik BYD Atto 3, pertanyaan besar muncul: "Bagaimana mungkin mobil ini diproduksi dengan biaya semurah itu?"

Diluncurkan di Jepang pada Januari 2023, BYD Atto 3 dijual dengan harga mulai sekitar US$30.000 (sekitar Rp470 juta).

Bersama dengan dua model terlaris lainnya, Dolphin dan Seal, yang masing-masing dijual mulai dari US$24.500 (sekitar Rp384 juta) hingga US$33.000 (sekitar Rp518 juta), BYD menunjukkan bahwa mereka mampu menawarkan kendaraan berkualitas dengan harga yang sangat kompetitif.

BACA JUGA:Penjualan Mobil Hybrid Melambat di September 2024, Innova Zenix Menang Mutlak

Kunci Kesuksesan: Produksi Dalam Negeri

Salah satu kunci dari harga murah BYD terletak pada kemampuan mereka untuk memproduksi komponen secara mandiri.

Ini termasuk baterai, yang merupakan komponen paling mahal dalam kendaraan listrik.

Dengan menjadi produsen baterai terbesar kedua di dunia, BYD memanfaatkan pengalaman dan keahlian yang telah dibangun selama bertahun-tahun untuk mengurangi biaya produksi.

BACA JUGA:Kompetisi Memanas, BYD Vs Mobil Jepang di Pasar Indonesia, Siapa Yang Unggul?

Biaya baterai dapat mencapai lebih dari sepertiga dari total biaya kendaraan listrik.

Namun, BYD mampu menekan harga berkat efisiensi dalam produksi dan pengendalian rantai pasok.

Strategi ini tidak hanya membuat harga kendaraan menjadi lebih terjangkau tetapi juga meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

Inovasi Desain dan Teknologi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan