Sedih Tidak
Disway--Disway
Setelah bertanya ke Chat GPT, Ahmadie ingin tahu lebih banyak kelenteng yang saya datangi. Ia bukan tipe orang yang "lihat sekilas langsung bicara". Ia bukan kompor sumbu pendek.
Hasil penelusurannya itu ia WA-kan ke saya:
"Saya coba telusuri teks yang terpampang di altar itu. Saya memperoleh info dari google, bahwa bunyinya adalah 鳳山宮".
Lalu Ahmadie pergi ke Chat GPT lagi. Ini penjelasan ChatGPT:
Teks "鳳山宮" (dibaca: Fèngshān Gōng) merujuk pada sebuah kuil aslinya di Taiwan yang didedikasikan untuk Dewa Mazu, dewi laut dalam kepercayaan orang Tionghoa.
BACA JUGA:Misi Alaf Bukan Lagi Sekedar Wacana, Terbukti Bangun Infrastruktur Pro Rakyat
Secara harfiah, "鳳" berarti "phoenix," "山" berarti "gunung," dan "宮" berarti "kuil" atau "istana."
Jadi, secara keseluruhan, "鳳山宮" bisa diartikan sebagai "Kuil Gunung Phoenix".
Kuil ini terkenal sebagai tempat ibadah bagi umat Taoisme yang memuja Mazu sebagai pelindung para pelaut dan nelayan.
Kuil-kuil dengan nama yang sama juga bisa ditemukan di beberapa daerah lainnya di Taiwan, Tiongkok, dan negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Itu menunjukkan betapa pentingnya penghormatan kepada Mazu dalam kebudayaan masyarakat pesisir.
BACA JUGA:Menikmati Keindahan Danau Ranu Agung, Salah Satu Danau Terbaik Di Jawa Timur Tepatnya Di Probolinggo
Mazu dipuja sebagai sosok yang penuh kasih dan penyelamat bagi mereka yang menghadapi bahaya di laut.
Menurut legenda, Mazu adalah seorang wanita bernama Lin Mo atau Lin Moniang yang hidup pada abad ke-10 di Fujian, Tiongkok.
Sejak kecil, Lin Moniang menunjukkan kemampuan luar biasa, seperti dapat melihat kejadian di laut dari jarak jauh dan menyelamatkan para pelaut dari badai melalui kekuatannyi.