Mari Intip Salah Satu Objek Wisata Sekaligus Dijadikan Penelitian Bagi Sejarawan: Kampung Baduy
Mari Intip Salah Satu Objek Wisata Sekaligus Dijadikan Penelitian Bagi Sejarawan: Kampung Baduy -foto:net-net
BACA JUGA:Berdayakan Masyarakat Desa Wisata Tebat Benawa
Sementara di bagian selatannya dihuni masyarakat Baduy Dalam atau Urang Dangka.
Diperkirakan mereka berjumlah 800an orang yang tersebar di Kampung Cikeusik, Cibeo dan Cikartawana.
Kelompok tangtu (baduy dalam). Suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan masih terisolir dan belum masuk kebudayaan luar.
Memiliki kepala adat yang membuat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi biasa disebut Pu’un.
BACA JUGA:Referensi Wisata Cocok Untuk Bersantai Dengan Keluarga: The Le Hu Garden
Orang Baduy dalam tinggal di 3 kampung,yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik.
Kelompok Baduy Dangka, mereka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam).
Kedua kelompok ini memang memiliki ciri yang beda. Bila Baduy Dalam menyebut Baduy Luar dengan sebutan Urang Kaluaran, sebaliknya Badui Luar menyebut Badui Dalam dengan panggilan Urang Girang atau Urang Kejeroan.
Ciri lainnya, pakaian yang biasa dikenakan Baduy Dalam lebih didominasi berwarna putih-putih.
BACA JUGA:Taman Wisata Alam Sicike-Cike: Pesona Indah Yang Menawan Dan Menakjubkan
Sedangkan, Baduy Luar lebih banyak mengenakan pakaian hitam dengan ikat kepala bercorak batik warna biru.
Masyarakat Baduy sangat taat pada pimpinan yang tertinggi yang disebut Puun.
Puun ini bertugas sebagai pengendali hukum adat dan tatanan kehidupan masyarakat yang menganut ajaran Sunda Wiwitan peninggalan nenek moyangnya.
Setiap kampung di Baduy Dalam dipimpin oleh seorang Puun, yang tidak boleh meninggalkan kampungnya.