Pesona Alam dan Sejarah yang Tersembunyi, Benteng Kalamata Antara Sejarah dan Pesona Alam yang Menggoda!

Pesona Alam dan Sejarah yang Tersembunyi, Benteng Kalamata Antara Sejarah dan Pesona Alam yang Menggoda!-Kolase by Pagaralampos.com-pagaralampos

BACA JUGA:Liburan di Palopo? Yuk Temukan 7 Destinasi Wisata Terbaru yang Instagramable!

Benteng Kalamata di Ternate merupakan situs bersejarah yang menyimpan banyak cerita dari masa lampau. Selain keindahan arsitektur, benteng ini juga menjadi saksi perjalanan panjang sejarah Ternate.

Benteng ini menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan budaya Ternate.

Benteng Kalamata, yang terletak di Maluku Utara, bukan hanya sekadar objek wisata di tepi Selat Maitara, tetapi juga simbol perjuangan melawan berbagai penguasa di masa lalu untuk meraih kemerdekaan.

Dengan usianya yang mencapai lebih dari 480 tahun, benteng ini tidak hanya menawarkan arsitektur unik yang menyerupai bentuk kura-kura, tetapi juga menyimpan kisah sejarah panjang,

BACA JUGA:Yakin Ga Tertarik? Menyusuri Keindahan 6 Destinasi Wisata Muaraenim Yang Populer!

mulai dari masa pemerintahan Portugis hingga menjadi destinasi wisata yang populer saat ini.

Benteng Kalamata juga dikenal dengan nama lain, seperti Benteng Kayu Merah dan Benteng Santa Lucia.

Nama Kalamata sendiri diambil dari Pangeran Ternate, Kaicil Kalamata, dan di masa pemerintahan Belanda, nama ini resmi digunakan untuk menyebut benteng tersebut.

Bentuk benteng yang menyerupai kura-kura dipilih karena dianggap sebagai bentuk pertahanan yang kuat dan sulit ditembus oleh musuh.

BACA JUGA:Rekomendasi 5 Tempat Wisata Keluarga Terfavorit di Melbourne, Bikin Liburan Makin Seru!

Perjalanan panjang Benteng Kalamata dimulai pada tahun 1540 ketika pertama kali dibangun oleh Portugis sebagai bagian dari upaya memperluas kekuasaan mereka di Ternate.

Setelah kekalahan Portugis dari Sultan Baabullah pada 1575, benteng ini sempat dikuasai Spanyol hingga tahun 1663.

Kemudian, benteng ini jatuh ke tangan Sultan Tidore pada 1798, disusul oleh Inggris pada 1801, dan akhirnya direbut oleh Belanda pada 1810.

Benteng Kalamata kemudian ditinggalkan pada tahun 1843 hingga direhabilitasi oleh pemerintah Indonesia pada 1989.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan