Ingin Belajar Sejarah Sambil Berlibur? Taman Purbakala Cipari Solusinya!

Ingin Belajar Sejarah Sambil Berlibur? Taman Purbakala Cipari Solusinya!-Kolase by Pagaralampos.com-pagaralampos

KORANPAGARALAMPOS.CO- Terletak di kaki Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan di Jawa Barat menawarkan berbagai destinasi wisata alam yang menawan.

Udara sejuk di kawasan ini menambah kenyamanan berlibur di sana. Namun, selain keindahan alamnya, Kuningan juga memiliki situs bersejarah yang patut dikunjungi, yaitu Taman Purbakala Cipari.

Taman Purbakala Cipari memberikan gambaran mengenai kehidupan manusia pada era megalitik, periode di mana manusia mulai membangun kebudayaan dengan menggunakan batu-batu besar.

Tradisi megalitik dikenal dengan pembuatan monumen dari batu besar yang digunakan sebagai simbol kekuatan magis, alat upacara, dan sarana pemakaman.

BACA JUGA:Membuka Sejarah di Tempat Wisata Tertua di Kuningan Jawa Barat

Selain batu besar, kebudayaan ini juga melibatkan penggunaan benda logam, gerabah, kayu, dan manik-manik, serta bekal kubur seperti senjata atau perhiasan.

Di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, terdapat Museum Taman Purbakala Cipari yang menjadi bagian dari Situs Purbakala Cipari.

Museum ini memamerkan koleksi artefak dari peradaban manusia zaman batu, seperti kapak batu, gelang batu, dan tembikar, serta benda-benda peninggalan lainnya.

Meskipun museum ini didirikan pada tahun 1976, koleksinya belum dikategorikan secara spesifik dalam kebudayaan neolitikum, paleometalik, atau megalitik.

BACA JUGA:Panduan Liburan di Batam: 4 Tempat Wisata Yang Wajib Dikunjungi!

Selain artefak, museum ini juga menyimpan koleksi foto hasil penelitian. Situs Purbakala Cipari pertama kali ditemukan oleh penduduk lokal yang menemukan fragmen batu pipih.

Penemuan tersebut kemudian diperluas oleh arkeolog, dengan salah satu penemuan penting berupa peti kubur batu yang mengandung fragmen periuk, kendi, piring, gelang batu, manik-manik, dan tulang hewan.

Pada tahun 1975, ditemukan juga peti kubur kedua, tetapi tidak ada fosil manusia yang ditemukan, mungkin karena tingkat keasaman tanah yang tinggi.

Museum sederhana yang ada saat ini dibangun untuk melindungi penemuan tersebut dan resmi dibuka untuk umum pada tanggal 23 Februari 1978.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan