Melihat Sungai Kapuas, Jalur Perdagangan dan Pelangi Suku di Pontianak
Melihat Sungai Kapuas, Jalur Perdagangan dan Pelangi Suku di Pontianak--
Pontianak menjadi saksi kedatangan tokoh perlawanan terhadap penjajah, yaitu Imam Bonjol. Pada tahun 1825, Imam Bonjol ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Pontianak. Di sini, ia tetap memimpin perlawanan melawan penjajah dari balik jeruji.
BACA JUGA:Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong Akhirnya Memanggil Nadeo Argawinata ke Piala Asia 2023
6. Taman Kapuas Indah dan Benteng Kuto Besak
Taman Kapuas Indah, dengan latar belakang Benteng Kuto Besak, menciptakan pemandangan yang menggabungkan sejarah dan keindahan alam. Benteng ini awalnya dibangun oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie dan menjadi simbol penting di kota ini.
7. Pemberontakan DI/TII dan Jejak Perjuangan
Pontianak juga mencatat peristiwa penting selama pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) pada tahun 1950-an. Kawasan ini menjadi saksi perjuangan dan konflik yang memengaruhi dinamika politik dan sosial di Pontianak.
BACA JUGA:Ini Cara Sederhana Agar AC Mobil Awet Dinginnya, No 8 dan 9 Kerap Disepelekan! Apa Yah?
8. Perkembangan Modern dan Pusat Perdagangan
Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Pontianak telah berkembang menjadi pusat perdagangan dan layanan. Mall, gedung perkantoran modern, dan infrastruktur modern menjadi bagian integral dari perkembangan kota ini.
9. Kearifan Lokal dan Budaya Dayak
Pontianak juga menjadi gerbang untuk menjelajahi kekayaan budaya Dayak. Melalui festival dan kegiatan budaya, wisatawan dapat mengenal lebih dekat kearifan lokal dan seni tradisional Dayak.
BACA JUGA:Yuk Jelajahi, 5 Wisata Terbaru dan Terpopuler 2024 di Negara Meksiko, cocok untuk Bersantai
10. Kota Seribu Tuan Rumah
Dengan julukan "Kota Seribu Tuan Rumah," Pontianak memberikan pengalaman ramah dan hangat kepada pengunjungnya. Keramahan penduduknya dan keindahan alam sekitarnya menjadi daya tarik utama yang membuat Pontianak dikenang.
Pontianak, dengan sejarah dan budayanya yang beragam, terus berkembang sambil mempertahankan identitasnya sebagai pusat kehidupan dan perdagangan di tepi Sungai Kapuas.