Legenda Sangkuriang: Asal Mula Gunung Tangkuban Perahu

Reporter: Nopan |

Editor: Ari |

Minggu , 18 Aug 2024 - 20:52

Tak disangka, benang itu diambil oleh seekor anjing hitam besar yang bernama Tumang.

Dalam kepercayaan masyarakat Sunda, Tumang bukanlah anjing biasa, melainkan jelmaan seorang dewa.

Sesuai janjinya, Dayang Sumbi akhirnya menikahi Tumang dan mereka pun dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang.

Sangkuriang dan Anjing Tumang

Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan cekatan.

Ia sering berburu di hutan bersama Tumang, yang dianggapnya sebagai anjing biasa.

Suatu hari, ketika sedang berburu, Sangkuriang sangat ingin mendapatkan hati rusa untuk dipersembahkan kepada ibunya.

Namun, karena tidak berhasil menangkap rusa, ia malah membunuh Tumang dan mengambil hatinya sebagai pengganti.

Ketika Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang telah membunuh Tumang, ia sangat marah dan memukul kepala Sangkuriang hingga terluka.

Sangkuriang yang tidak mengetahui alasan kemarahan ibunya merasa kecewa dan memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah.

Pertemuan yang Tak Terduga

legenda sangkuriang: asal mula gunung tangkuban perahu                            koranpagaralampos.co - legenda sangkuriang: asal mula gunung tangkuban perahu
legenda sangkuriang adalah salah satu cerita rakyat terkenal dari jawa barat yang menceritakan tentang asal mula gunung tangkuban perahu.
cerita ini penuh dengan elemen mistis, kisah cinta yang rumit, dan hubungan antara manusia dengan alam.
hingga kini, legenda ini masih sering diceritakan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari budaya dan warisan tradisional sunda.
baca juga:5 upacara adat di jawa barat, ini dia makna dan prosesi yang sarat akan nilai budayanya!
baca juga:mengenal kediri lebih dekat, sejarah, budaya, dan destinasi wisata!
asal mula legenda
--
legenda sangkuriang bermula dari kisah seorang putri cantik bernama dayang sumbi yang tinggal di sebuah desa terpencil di jawa barat.
dayang sumbi adalah seorang putri yang sangat anggun dan pintar.
suatu hari, saat sedang menenun kain, benang pintalannya terlepas dan jatuh.
karena malas mengambilnya, ia berucap bahwa siapa pun yang bisa mengambilkan benang tersebut, jika perempuan akan ia jadikan saudara, jika laki-laki akan ia jadikan suami.
baca juga:menggali lebih dalam sejarah dan warisan budaya suku besemah di kota pagar alam, ini penjelasan lengkapnya!
baca juga:mencicipi makanan khas solo, perpaduan unik cita rasa jawa dan budaya lokal!
tak disangka, benang itu diambil oleh seekor anjing hitam besar yang bernama tumang.
dalam kepercayaan masyarakat sunda, tumang bukanlah anjing biasa, melainkan jelmaan seorang dewa.
sesuai janjinya, dayang sumbi akhirnya menikahi tumang dan mereka pun dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama sangkuriang.
sangkuriang dan anjing tumang
sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan cekatan.
baca juga:eksplorasi candi arjuna, harmoni sejarah, budaya, dan alam dieng!
baca juga:kuliner bengkulu, warisan budaya yang menghadirkan kenikmatan tiada tara!
ia sering berburu di hutan bersama tumang, yang dianggapnya sebagai anjing biasa.
suatu hari, ketika sedang berburu, sangkuriang sangat ingin mendapatkan hati rusa untuk dipersembahkan kepada ibunya.
namun, karena tidak berhasil menangkap rusa, ia malah membunuh tumang dan mengambil hatinya sebagai pengganti.
ketika dayang sumbi mengetahui bahwa sangkuriang telah membunuh tumang, ia sangat marah dan memukul kepala sangkuriang hingga terluka.
baca juga:budaya besemah mewujudkan masyarakat pagaralam berpradaban
baca juga:gunung rantekombola, puncak yang memukau dengan kekayaan budaya toraja!
sangkuriang yang tidak mengetahui alasan kemarahan ibunya merasa kecewa dan memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah.
pertemuan yang tak terduga
bertahun-tahun kemudian, sangkuriang yang sudah dewasa kembali ke kampung halamannya tanpa mengenali dayang sumbi yang tetap terlihat muda karena kesaktiannya.
sangkuriang terpesona oleh kecantikan dayang sumbi dan berniat untuk menikahinya.
namun, dayang sumbi segera menyadari bahwa pemuda tersebut adalah anaknya yang hilang.
baca juga:gunung rantekombola, keindahan alam dan keunikan budaya di sulawesi selatan, simak!
baca juga:sinopsis drakor stealer the treasure keeper, aksi pencurian cagar budaya di seoul
dalam kebingungan dan untuk mencegah pernikahan yang terlarang, dayang sumbi memberi sangkuriang dua syarat yang mustahil dipenuhi: membuat sebuah danau dan perahu dalam satu malam.
gunung tangkuban perahu
dengan kekuatannya, sangkuriang hampir saja menyelesaikan kedua tugas tersebut.
namun, dayang sumbi berhasil menggagalkan usahanya dengan cara membuat suasana terlihat seperti fajar dengan menyebarkan kain merah di timur dan meminta bantuan para peri untuk memukulkan alu pada lesung, menandakan pagi telah tiba.
sangkuriang yang merasa usahanya sia-sia, marah dan menendang perahu yang hampir jadi tersebut hingga terbalik.
baca juga:gunung padang bukan piramida, ini keunikan cagar budaya terbesar di asia tenggara yang perlu kamu ketahui!
baca juga:melihat kemegahan masa lampau ada di surabaya, pesona kota tua surabaya yang tak pernah kehilangan kebudayaan
perahu itulah yang diyakini menjadi gunung tangkuban perahu.
makna dan warisan
legenda sangkuriang bukan hanya sekedar cerita rakyat, tetapi juga mengandung pesan moral tentang cinta, tanggung jawab, dan konsekuensi dari tindakan seseorang.
kisah ini juga mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam, serta bagaimana legenda dapat menjelaskan fenomena alam seperti terbentuknya gunung.
gunung tangkuban perahu sendiri kini menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di jawa barat, dengan bentuknya yang menyerupai perahu terbalik.
baca juga:menguak pulau samosir, destinasi wisata budaya di tengah danau toba yang megah
baca juga:ini pesona danau toba, memahami kedalaman alam dan budaya yang menyelimutinya
para wisatawan yang berkunjung tidak hanya menikmati pemandangan alamnya yang indah, tetapi juga meresapi legenda yang melekat pada gunung tersebut.
legenda sangkuriang, dengan segala keajaibannya, terus hidup dalam ingatan kolektif masyarakat sunda, sebagai bukti bahwa warisan budaya yang kaya ini masih sangat relevan dan dihormati hingga saat ini.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Pagaralam Pos, 20 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan